Naik Haji atau berangkat Umrah itu bukan hal yang mudah, selain dibutuhkan kemampuan fisik yang baik, Sobat Principal juga harus memiliki dana yang cukup untuk bisa berangkat. Karena ada banyak kebutuhan yang harus dipenuhi agar perjalanan ibadah Haji tetap lancar. Dilansir dari situs resmi Kemenag, Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) untuk tahun 2020 itu berkisar di antara Rp31 - Rp38juta. Tentu bukan biaya yang sedikit kan?
Sebelum bisa berangkat, kamu juga harus terlebih dahulu mendaftarkan diri untuk keberangkatan Haji dan itu membutuhkan dana Rp25juta untuk mendapatkan nomor antrian.
Setelah melihat angka-angka di atas, jangan langsung berkecil hati dan merasa tidak mampu ya. Justru ini harus dijadikan semangat untuk bisa memampukan diri berangkat ke Tanah Suci. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mulai mengumpulkan dana berhaji, mulai dari menabung, berinvestasi hingga dengan pinjaman, semua dengan kebaikannya masing-masing. Yuk coba kita cek, cara mana yang paling cocok untuk kamu!
Menabung
Cara yang paling umum dilakukan untuk bisa mulai mengumpulkan dana berhaji. Selain paling umum, cara ini juga merupakan cara yang tergolong aman dan berisiko rendah. Kamu bisa membuat tabungan sendiri dengan nominal yang disesuaikan dengan kemampuan. Sebelum membuka tabungan, kamu harus terlebih dahulu menentukan deadline atau tengat waktu dalam mengumpulkan uang, paling tidak sampai mencapai jumlah yang dibutuhkan untuk daftar dan mendapatkan nomor antrian.
Ada banyak pilihan tabungan dengan bunga menarik yang bisa dipilih. Meski terbilang aman, butuh waktu untuk bisa mengumpulkan pundi-pundi. Sobat Principal harus memilih, menabung dalam jangka waktu singkat tapi dengan nominal yang besar, atau sebaliknya: menabung dengan nominal terjangkau tapi jangka waktunya panjang. Keputusan soal durasi menabung ini tentunya akan berpengaruh pada jadwal keberangkatan. Semakin cepat mendaftar, semakin cepat juga berangkat ke Tanah Suci.
Berhutang
Sebenarnya, apakah berutang untuk naik Haji itu diperbolehkan?
Menurut Yusuf Al Qaradhawi dalam bukunya, “100 Tanya Jawab Haji & Umrah”, berutang untuk beribadah ini sebenarnya sah-sah saja. Namun sebaiknya memang tidak dilakukan, kecuali dalam beberapa keadaan, termasuk ketika kesempatan beribadah ini mungkin hanya datang sekali, atau ketika yakin akan bisa membayar utang dengan penghasilannya.
Jika memang Sobat Principal memutuskan untuk mengajukan pinjaman demi bisa ‘mengamankan’ nomor antrian Haji, kamu harus memiliki punya penghasilan tetap yang membuat utang tersebut tidak terasa berat nantinya. Hal ini dimaksudkan agar ketika beribadah, pikiran tetap tenang dan tidak terganggu soal beratnya cicilan yang harus dibayar saat nanti kembali ke tanah air.
Berinvestasi
Nah, ini salah satu cara yang direkomendasikan. Seperti menabung, ketika Sobat Principal memutuskan untuk berinvestasi, maka uang yang akan dipergunakan adalah murni uang dari kantong sendiri dan tentunya tidak akan memberatkan di masa depan. Namun berbeda dari menabung, saat berinvestasi, uangmu akan bertumbuh. Tentunya ini membuat jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai dana tertentu akan bisa dipangkas.
Ada banyak pilihan investasi syariah yang cocok untuk mengumpulkan dana haji. Semua dengan keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Pilih yang paling sesuai dengan profil dan kemampuan finansialmu ya di sini ya, Sobat Principal.