Investasi syariah saat ini disebut telah berkembang pesat. Salah satu yang perkembangannya sangat signifikan adalah pasar modal syariah. Investasi ini pun menjadi pilihan yang paling populer bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut terlihat dari jumlah saham syariah yang tercatat di dalam bursa. Dilansir dari kontan.co.id, berdasarkan data Bursa Efek Jakarta (BEI), sejak 2011 sampai 27 Oktober 2020, jumlah saham syariah meningkat sebanyak 90,3 persen, dari 237 menjadi 451. Dan, jumlah ini setara dengan 63,6 persen saham yang ada di BEI.
Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI, menyatakan dengan melihat pertumbuhan tersebut, ia yakin pasar modal dan investasi syariah lainnya akan semakin maju ke depannya. Ia pun berharap agar para investor pemula maupun yang sudah aktif dapat lebih memahami pasar modal syariah, sehingga dapat menyebarkan semangat berinvestasi secara syariah ke seluruh Indonesia.
Sementara, Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, menegaskan perkembangan ekonomi syariah memang sangat berkembang setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari posisi Indonesia yang terus mengalami peningkatan pada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Bahkan, berdasarkan Global Economic Indicator pada 2020, Indonesia menduduki peringkat 4 dunia dalam hal pengembangan ekonomi syariah. Dan, masuk ke dalam 10 besar dunia untuk sektor industri halal.
Perry juga menjelaskan bahwa kemajuan pesat dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ini tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah. Di mana, semua pihak bekerja sama serta berkomitmen untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah diawali dengan pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.
Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ikut membeberkan bukti di mana Indonesia kembali memperoleh penghargaan sebagai Best Islamic Capital Market 2020 dari Global Islamic Finance Awards (GIFA). Ia bahkan berani mengklaim Indonesia telah menjadi pasar modal syariah pertama yang memiliki produk investasi lengkap yang terhubung dengan semua filantropi islam, seperti zakat saham, wakaf saham, dan wakaf tunai yang terkait dengan sukuk.
Hoesen menambahkan bahwa per September 2020, jumlah wakif (orang yang berwakaf) saham tercatat sudah mencapai 132 wakif dengan nilai wakaf lebih dari 230 juta rupiah. Sementara, untuk wakaf tunai yang terkait sukuk yang diharapkan dapat bekerja sama dengan nazir (pengelola wakaf) yang memenuhi syarat atau pihak korporasi yang bekerja sama dengan nazir tersebut.
Perkembangan investasi syariah yang sangat pesat ini, membuat Hoesen berharap agar Indonesia tidak hanya menjadi kiblat industri halal dunia, tetapi juga produsen dalam industri halal global. Peranan pasar modal syariah sendiri disebut menjadi penting sebagai penyedia sumber dana para pelaku usaha di industri halal, sehingga dapat mewujudkan konsep halal value chain yang komprehensif seluruh sector dari hulu ke hilir. Di mana perusahaan menengah ke atas bisa melakukan penerbitan saham atau sukuk, sedangkan usaha kecil dan menengah (UMKM) dapat menerbitkan efek melalui equity crowdfunding.
Itulah beberapa bukti yang menunjukkan betapa pesatnya perkembangan investasi syariah di Indonesia dan dunia. Apakah Sobat Principal menjadi semakin tertarik untuk melakukan investasi syariah? Silakan baca terlebih dahulu beragam artikel yang terdapat dalam Principal Blog, agar bisa semakin matang dalam menentukan investasi syariah mana yang paling pas buat kamu. Selamat berinvestasi!