Ini yang Bikin Gen Z Rentan Terlilit Utang

Gen Z atau Generasi Z merupakan mereka yang terlahir di antara tahun 1995 sampai 2010. Apakah Sobat Principal termasuk dalam kategori tersebut? Dilansir dari Okezone, Gen Z merupakan generasi dengan populasi terbesar secara global dan memiliki pengaruh tinggi terhadap pergerakan ekonomi atau kondisi finansial secara umum.
 
Gen Z juga disebut sebagai generasi yang memiliki kekuatan finansial cukup signifikan. Namun, mereka cenderung memiliki sikap boros dan konsumtif. Menurut para pakar finansial, ada beberapa kebiasaan Gen Z yang tanpa sadar juga membuat mereka rentan terlilit utang. Apa saja kebiasaan tersebut? Berikut penjelasannya.
 
Kesulitan Mengontrol Gaya Hidup
Gaya hidup konsumtif, boros, dan selalu menghamburkan uang adalah dasar dari masalah keuangan serius di masa yang akan datang. Kabar buruknya, kebiasaan tersebut sering kali dilakukan oleh Gen Z. Akibatnya, meskipun memiliki kondisi finansial yang cukup kuat, perlahan tapi pasti keuangannya akan berantakan karena tidak mampu mengontrol gaya hidup.
 
Penghasilan pun akan selalu habis hanya untuk memenuhi gaya hidup yang boros. Parahnya lagi, Gen Z disebut tidak akan memiliki sisa dana untuk dijadikan tabungan apalagi dana darurat. Jadi, jika ada kebutuhan atau masalah keuangan yang mendesak, Gen Z akan kesulitan mengatasinya dan terpaksa mengajukan pinjaman uang atau berutang.
 
Nongkrong di tempat fancy hampir setiap hari dan memenuhi kebutuhan dengan belanja online karena gengsi merupakan kebiasaan yang paling banyak menguras keuangan Gen Z. So, kalau Sobat Principal tidak mau terjebak dalam kondisi finansial yang porak-poranda, berusahalah mengontrol gaya hidup dan menjauhi kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, ya!
 
Ketagihan Layanan Kartu Kredit
Kebiasaan menggunakan kartu kredit dalam setiap transaksi pembayaran merupakan pemicu masalah keuangan Gen Z berikutnya. Kamu harus memahami bahwa menggunakan kartu kredit untuk berbelanja dapat membuat tagihan membengkak karena adanya bunga dan biaya layanan. Apalagi, kalau kartu kredit ternyata juga digunakan untuk membeli barang atau kebutuhan yang sifatnya tidak mendesak.
 
Dalam waktu singkat, kamu pun akan merasakan bahwa kebiasaan menggunakan kartu kredit ini memberikan pengaruh buruk pada kondisi keuangan. Setiap bulannya, kamu akan menghadapi beban cicilan yang terus bertambah dan semakin menggunung.
 
Tidak sedikit pula Gen Z melakukan pemakaian kartu kredit untuk membeli barang-barang bermerek dengan harga terlalu mahal atau menggunakannya sampai melebihi limit. Jika kartu kredit digunakan untuk hal tersebut, tanpa sadar tagihannya pun akan terus menumpuk dan semakin sulit untuk dapat dilunasi. Jadi, bijaklah menggunakan kartu kredit, sebelum kamu terjerumus lebih dalam, ya!
 
Terjebak Paylater
Layanan paylater dengan beragam penawaran menggiurkan saat ini bertebaran di mana-mana. Syarat penggunaan yang mudah pun membuat Gen Z tertarik untuk memanfaatkannya. Layanan paylater ini memang bisa menjadi sangat menguntungkan jika digunakan dengan cara yang tepat. Sayangnya, kebanyakan Gen Z menggunakannya secara berlebihan hingga tidak sadar malah terlilit utang.
 
Harus dipahami bahwa paylater bukan alat untuk mendapatkan tambahan dana demi memenuhi hasrat belanja kamu. Apalagi, setiap tagihan belanja yang dibayar melalui paylater harus dikembalikan sesuai waktu dan jumlah yang sudah ditentukan ditambah tambahan bunga dan biaya layanan. Untuk itu, idealnya paylater hanya boleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak dan penting saja.
 
Pastikan juga cicilan paylater terjangkau bagi kamu dan jangan sampai terlambat membayar tagihannya agar tidak membengkak karena adanya denda keterlambatan. Hal ini juga perlu diterapkan saat kamu menggunakan kartu kredit atau produk pinjaman lain, supaya terhindar dari risiko terlilit utang. Tidak lucu kan kalau kamu menghadapi kesulitan keuangan hanya karena terjebak paylater?
 
Jadi mulai sekarang, kamu harus bisa lebih cermat dalam mengatur dan menggunakan uang yang dimiliki. Patahkan anggapan bahwa Gen Z rentan terlilit utang! Jadilah generasi yang bijak dalam mengatur keuangan, selalu utamakan berbelanja kebutuhan bukan keinginan. Terus asah kemampuan kamu untuk mengatur keuangan dengan baik agar kas tetap sehat, tidak terlilit utang, dan tetap bisa menikmati hidup. Untuk mengetahui artikel mengenai cara mengelola keuangan yang sehat, baca di sini!