Diterbitkan pada 21 Des 2020
Haji pasti menjadi impian setiap umat Muslim. Bagi mereka yang mampu, melaksanakan ibadah haji merupakan kewajiban untuk memenuhi rukun Islam. Tak hanya generasi senior yang menunaikan ibadah haji, generasi muda juga didorong untuk mulai mendaftar haji sesegera mungkin agar bisa pergi haji pada usia muda. Dorongan ini tentunya bukan tanpa alasan.
Pergi haji pada usia muda akan memudahkan pelaksanaan ibadah yang memerlukan kekuatan fisik. Dengan masa tunggu yang bisa mencapai 30 tahun, mendaftar haji dalam usia muda akan membuka peluang pelaksanaannya dalam usia yang masih muda.
Menurut Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), data menunjukkan ada peningkatan minat generasi milenial untuk melaksanakan ibadah haji. Sejak diluncurkan dua tahun lalu, gerakan haji muda yang digagas BPKH tumbuh secara signifikan. Anggota BPKH Iskandar Zulkarnaen mengatakan, pada tahun 2018, pertumbuhannya pada angka 17 persen. Tahun berikutnya di tahun 2019, bertambah hingga mencapai 43 persen. Menurut dia, antusiasme haji milenial cukup bagus.
Gerakan haji muda bertujuan menumbuhkan keinginan mempersiapkan biaya haji sejak dini. Iskandar mengatakan, jika memulainya saat duduk di bangku kuliah, maka ada kesempatan berangkat haji pada usia 40-45 tahun. Pada usia ini, menurut dia, kondisi fisik masih fit dan prima, mengingat rangkaian ibadah haji membutuhkan fisik yang kuat.
Mungkinkah memulai persiapan biaya haji dari usia muda? Jawabannya, mungkin! BPKH mencontohkan, jika memulai tabungan haji saat masuk bangku kuliah, coba sisihkan Rp20.000 setiap hari. Jika dikumpulkan selama 4 tahun, tabungan bisa mencapai hampir Rp30 juta. Angka ini sudah melebihi angka minimal untuk mendaftarkan haji yaitu Rp25 juta.
Kenapa Pergi Haji di Usia Muda Lebih Baik?
Berhaji pada usia muda tak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga para jemaah lainnya. Hal ini disampaikan dua orang yang telah menunaikan ibadah haji pada usia muda. Mereka adalah M. Muamar Kadafi (47) alias David, yang berhaji pada usia 37 tahun; dan Tuti Susilawati (43) yang menunaikan ibadah haji saat berusia 40 tahun. Selain bekal pengetahuan rangkaian ibadah haji, persiapan fisik juga menjadi kunci kelancaran ibadah.
Dengan aktivitas ibadah yang padat, jemaah calon haji dituntut memiliki fisik yang kuat agar bisa menjalankan rangkaian ibadah haji tanpa halangan. Misalnya, saat prosesi lempar jumrah, jemaah harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh.
“Kita masih sehat, fisik masih kuat. Karena di sana banyak orang, kita butuh tenaga. Mau di Raudhah, thawaf, sai, melempar jumrah, semua butuh fisik kuat,” kata Tuti.
Hal yang sama juga dirasakan David. Ia bersyukur bisa berhaji pada usia muda, karena tak hanya bermanfaat bagi dirinya, tetapi juga orang lain. David mengaku, di sana ia bisa membantu jemaah yang sudah berusia lanjut. Menurut dia, hal ini memberikan kebahagiaan tersendiri. Pada sebuah kesempatan, ia membantu jemaah yang berusia 70 tahun mewujudkan keinginan ziarah ke makam Rasulullah SAW di Raudhah. Sebelumnya, jemaah ini ingin berziarah ke makam Nabi, tetapi khawatir fisiknya tak kuat berdesak-desakan dengan jemaah lain. Proses ini memang selalu dipadati jemaah. Akhirnya, David membantu dan mengantarkan jemaah tersebut.
Ia juga berperan saat seorang jemaah yang juga berusia lanjut hilang dari rombongan. David bersama beberapa jemaah yang masih berusia muda mencarinya.
“Ini karena kami masih muda, fisik masih kuat, dan akhirnya bapak itu ketemu sehingga tidak ditinggal rombongan,” kata David.
Oleh karena itu, menurut dia, pergi haji pada usia muda juga membuat kita bisa melakukan berbagai kebaikan dan mendapatkan pahala lain karena membantu sesama jemaah. Haji pada usia muda juga menjadi kesempatan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
“Kepada yang muda, jangan ragu, mantapkan hati, jangan dengar sana-sini, akan begini, begitu. Jangan ragu, mantapkan hati untuk berangkat,” ujarnya.
Akbar Ghaus Arisyagaf, jemaah haji asal Surabaya, yang berangkat pada tahun 2019 juga mengungkapkan pengalaman yang sama. Kala itu, Akbar berangkat haji pada usia 25 tahun. Ia menceritakan, orangtuanya mendaftarkan haji saat Akbar masih duduk di bangku SMP. Menurut dia, haji pada usia muda memudahkan jemaah menjalankan berbagai rangkaian ibadah.
"Haji itu (seperti) olahraga yang butuh kekuatan fisik, dan itu membutuhkan usia muda," ujar Akbar, seperti dikutip dari Okezone (Agustus 2019).
Selain keuntungan karena masih memiliki fisik yang kuat, ada alasan lain yang bisa memperkuat kamu memiliki keinginan haji pada usia muda. Mengutip IDN Times (Januari 2020), Guru Besar Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Abdul Mujib, mengatakan, dengan menunaikan ibadah haji pada usia muda, kita bisa menerapkan gaya hidup Islami dalam kehidupan sehari-hari dan mendorong perilaku positif.
Apakah kamu juga ingin menjadi Haji Muda, Sobat Principal? Percayalah, tak ada yang tak mungkin. Yuk, kuatkan niat, mantapkan hati, dan mulai persiapkan dana haji sejak dini.
Dapatkan panduan lengkap tentang serba-serbi ibadah haji langsung ke email kamu!