Diterbitkan pada 16 Des 2020
Bagi para pekerja pemula atau first jobber, masa-masa memulai karir profesional sudah pasti terasa sangat berkesan. Maklum, setelah melewati masa bersekolah, akhirnya kamu merasakan memiliki pendapatan sendiri dan memulai fase kemandirian finansial. Hanya saja, tidak sedikit kalangan pekerja pemula yang terjebak euforia gaji pertama. Euforia itu salah satunya ditandai dengan kecenderungan bertindak konsumtif atau boros dalam mengelola penghasilan.
Padahal, sebagai pekerja muda, kamu memiliki kesempatan mengoptimalkan pendapatan saat ini supaya kesejahteraan finansial di masa depan bisa diwujudkan. Nah, agar kamu terhindar dari kesalahan pengelolaan keuangan, kamu bisa mengikuti beberapa langkah mudah berikut ini:
1. Menabung di Awal Penerimaan Gaji
Nasihat ini terdengar remeh tapi nyatanya menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan di awal penerimaan gaji, bisa sangat membantu kamu mengelola keuangan secara lebih baik. Banyak kalangan pekerja muda yang gagal menabung karena hanya menabungkan sisa-sisa pendapatan saja di akhir bulan, setelah sebagian besar gaji keburu habis untuk konsumsi belaka.
Jadi, langkah pertama yang penting dilakukan adalah sisihkan sekitar 10%-20% dari gaji yang kamu terima untuk ditabung di rekening tabungan khusus. Baru setelah itu kamu bisa membagi 80% pendapatan ke dalam pos-pos pengeluaran lain, mulai dari pos pengeluaran primer (belanja dapur/makan, transportasi, dan sebagainya), pos kewajiban (cicilan utang, pembayaran premi asuransi, dan lain-lain), lalu pos pengeluaran sekunder dan tersier.
Menabung di awal akan menghindarkan kamu dari tindakan boros membelanjakan penghasilan. Dengan begitu, dari hasil kerja keras kamu, setidaknya kamu bisa mulai membangun aset berupa tabungan sedikit demi sedikit.
2. Bangun Dana Darurat Dahulu, Baru Investasi
Bila kamu masih lajang atau belum punya tanggungan keluarga, besar dana darurat yang perlu kamu miliki adalah 3-6 kali nilai pengeluaran bulanan. Jadi, bila pengeluaran bulanan kamu saat ini sekitar Rp6 juta, maka dana darurat yang perlu kamu miliki adalah sebesar Rp18 juta - Rp36 juta. Kamu bisa mengumpulkan dana darurat secara bertahap dengan cara menyisihkan sebagian dari pendapatan rutin. Tempatkan di rekening atau instrumen rendah risiko seperti tabungan bank, deposito atau reksa dana pasar uang.
Banyak kalangan pekerja muda yang tak sabar langsung memulai investasi tanpa lebih dulu memperkuat dana darurat. Memulai investasi tanpa dana darurat yang memadai ibarat berenang ke lautan lepas tanpa pelampung atau pengaman sama sekali alias terlalu berisiko.
Jadi, sebaiknya kamu kumpulkan dulu dana darurat dan kelak bila sudah terkumpul setidaknya 50% dari target angka ideal, kamu bisa memulai investasi. Untuk investasi yang berkah dan bebas riba, kamu bisa menimbang investasi syariah. Investasi syariah tepat menjadi pilihan bagi kamu yang mencari instrumen investasi dengan kinerja stabil dan sesuai prinsip syariah yang sifatnya universal.
3. Biasakan Mencatat dan Melakukan Budgeting
Pendapatan atau gaji yang kamu terima setiap bulan adalah hasil kerja keras yang telah kamu lakukan. Tentu kamu tidak mau hasil kerja keras tersebut menguap habis tanpa kamu ketahui untuk keperluan apa saja. Jadi, mulai saat ini cobalah menghargai hasil kerja keras tersebut dengan membiasakan diri mencatat keuangan pribadi kamu dan membuat perencanaan anggaran rutin.
Apa saja yang perlu dicatat? Pertama, buatlah catatan arus kas, yaitu catatan keuangan berisi data uang masuk (pendapatan) dan uang keluar (pengeluaran dan belanja). Pada kolom pendapatan, tulis sumber pendapatan yang kamu terima seperti gaji, bonus, komisi, tunjangan hari raya, dan lain sebagainya. Adapun pada kolom pengeluaran, bagilah menjadi berbagai pos seperti pos kebutuhan primer seperti belanja dapur, biaya utilitas rutin (listrik, air, internet), biaya transportasi, dan lain sebagainya. Lalu, pos kewajiban seperti pembayaran cicilan utang, iuran BPJS Kesehatan, dan lain-lain. Lanjutkan dengan pos tabungan dan investasi, lalu pos pengeluaran sekunder dan tersier seperti jajan akhir pekan, biaya perawatan di salon, dan pengeluaran gaya hidup lain.
Dengan memiliki catatan arus kas seperti itu, kamu akan terbiasa melakukan perencanaan anggaran dan mengetahui kemana saja pendapatan kamu mengalir. Selain itu, kamu juga akan terbantu melihat pos pengeluaran mana saja yang paling banyak menyedot pendapatan.
4. Miliki Tujuan Keuangan Pribadi
Tujuan keuangan pribadi penting dimiliki supaya kamu bisa fokus dalam mengelola keuangan. Apa saja tujuan keuangan yang biasa dimiliki oleh kalangan pekerja muda? Sebagai langkah awal, targetkan saja mengumpulkan dana darurat hingga nilainya ideal, tujuan keuangan memiliki rumah sendiri, atau tujuan keuangan liburan akhir tahun, dan lain sebagainya.
Dengan memiliki tujuan keuangan, kamu bisa terbantu menyusun strategi pengelolaan finansial pribadi yang paling tepat, memiliki prioritas keuangan yang jelas, dan makin bersemangat mengembangkan karir supaya pendapatan terus meningkat.
5. Jangan Mudah Tergoda Cicilan 0%
Baru punya gaji pertama langsung tergoda mengganti gadget dengan yang lebih mutakhir dan mahal? Dengan cicilan 0% dari kartu kredit, segala bentuk keinginan memiliki barang termasuk gadget mahal, sekilas terasa lebih mudah. Namun, cobalah menimbangnya lagi: benarkah kamu sungguh-sungguh membutuhkan barang tersebut sehingga harus sampai mendapatkannya dengan fasilitas cicilan?
Cicilan 0% baru berguna bila kamu bisa memastikan pendapatan kamu stabil dan risiko PHK kecil. Tapi, bila pendapatan belum mapan apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, sebaiknya kamu hindari mengambil pinjaman konsumtif.
Mencicil barang boleh saja. Namun, pastikan kamu telah menghitung efeknya bagi keuangan kamu. Keuangan seseorang dinilai sehat apabila beban pembayaran cicilan bulanannya tidak melebih 30% pendapatan rutin. Kurang cermat mengambil tawaran cicilan 0% bisa berakibat runyam bila tidak disertai perhitungan yang matang. Jadi, lebih baik kamu membiasakan diri memenuhi kebutuhan sesuai kemampuan yang ada, bukan berdasarkan keinginan belaka.
Itulah 5 langkah penting yang bisa kamu terapkan dalam pengelolaan gaji pertama sebagai pekerja muda. Tidak sulit, bukan, Sobat Principal?
Dapatkan panduan lengkap tentang serba-serbi ibadah haji langsung ke email kamu!