Hingga saat ini, masih banyak anggapan bahwa menunaikan ibadah haji dapat dilakukan nanti saja kalau sudah tua. Padahal, pada usia senja ada banyak kendala yang justru dapat dihadapi, seperti kondisi kesehatan yang sudah tidak prima. Padahal rangkaian ibadah haji itu bukan perkara mudah. Dibutuhkan kondisi fisik yang mumpuni agar bisa menjalaninya dengan khusyuk.
Salah satu penyebab mengapa ibadah haji cenderung dilakukan saat tua adalah biaya. Yak betul, ongkos naik haji memang tidak murah dan sudah mencapai lebih dari 40 juta rupiah di tahun 2021 ini!
Bagi kaum milenial yang baru saja meniti karier atau berumah tangga, angka di atas 40 juta tentunya tidak sedikit. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilansir dari Tirto.id, pemerintah melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) pun meluncurkan program yang dinamakan Gerakan MINA (Mari Tunaikan Haji Selagi Muda). Gerakan ini dibentuk untuk mendorong kaum milenial agar dapat menunaikan ibadah haji di usia muda.
Iskandar Zulkarnain, Anggota Badan Pelaksana BPKH, mengatakan, Gerakan MINA diharapkan dapat menjadi salah satu gerakan nasional yang menggaungkan keinginan berhaji di usia muda. Untuk menyukseskan gerakan ini, BPKH pun bekerja sama dengan 31 bank daerah dan syariah untuk menyediakan tabungan khusus haji.
Perlu diketahui bahwa di Indonesia, sebagian besar jemaah haji berangkat di usia senja. Pada 2017, catatan kementerian agama menyebutkan dari 203.065 jemaah haji yang berangkat, sekitar 63 persen di antaranya berusia di atas 50 tahun. Hal ini pula yang membuat pemerintah semakin gencar untuk menyediakan ruang dan kesempatan bagi kaum milenial agar bisa berhaji di usia muda.
Salah satu langkah yang dilakukan BPKH untuk mensosialisasikan Gerakan MINA adalah dengan hadir ke kampus-kampus. Mereka mengajak kaum milenial untuk mulai menabung sejak awal masa kuliah. Dengan begitu, uang untuk berangkat haji sudah bisa terkumpul dalam beberapa tahun saja. Uang tabungan tersebut dapat berasal dari uang jajan yang disisihkan setiap hari. Apabila dilakukan secara konsisten, tentunya berangkat haji di usia muda dapat terwujud.
Mulai Semampunya, Tapi Harus Mampukan Diri!
Anggapan bahwa kamu harus menabung dalam jumlah besar untuk bisa berangkat haji adalah tidak benar. Faktanya, kamu bisa menabung dengan jumlah 20 ribu saja setiap hari. Dan, itu hanya seharga segelas kopi yang mungkin kamu beli dengan mudah. Jika menabung secara konsisten, dalam waktu 4 tahun pun kamu bisa mengumpulkan uang sekitar Rp25 juta. Jumlah tersebut bisa digunakan sebagai modal awal untuk mendapatkan antrean berangkat haji.
BPKH juga menambahkan saat ini 75 persen pendaftar haji berusia di atas 40 tahun. Dengan rata-rata waktu antrean berangkat haji sekitar 20 tahun berarti mereka baru bisa pergi di usia 60 tahun. Di usia yang sudah tua, pelaksanaan ibadah haji pun bisa jadi tidak sempurna karena kondisi kesehatan yang tidak lagi prima.
BPKH berharap dengan adanya Gerakan MINA, ketertarikan kaum milenial dalam membuat tabungan haji sejak dini semakin meningkat. Jika kaum muda sudah membuat tabungan haji sejak usia 19 tahun, pada usia 23 tahun ia sudah bisa mulai mendaftar haji, dan dapat antrean di usia 43 tahun untuk berangkat. Dengan kondisi fisik yang masih prima, kamu tentunya bisa menunaikan ibadah haji dengan lebih sempurna.
Tunggu apa lagi? Buruan rencanakan haji muda Sobat Principal, dengan cara yang tepat.