Trik Memilih Investasi Saham Syariah yang Tepat Untukmu

Masih dalam suasana Idul Adha, yuk kita bahas mengenai investasi saham syariah. Saham syariah merupakan jenis investasi yang menarik bagi masyarakat, terutama kaum milenial. Apakah Sobat Principal termasuk salah satu yang penasaran dengan investasi ini? Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang memiliki prinsip syariah di pasar modal. Artinya, investasi ini bebas riba dan halal.

Salah satu alasan saham syariah menjadi sangat digemari adalah modal yang dibutuhkan untuk berinvestasi cukup ringan. Apalagi, sekarang ada banyak saham yang harganya di bawah 500 rupiah. Ini berarti dengan uang 50 ribu, kamu sudah menjadi investor di sebuah perusahaan (1 lot=100 lembar saham). Wow!

Harga saham syariah yang murah bukan berarti tidak bagus, lho. Untuk menilai suatu saham bagus atau tidak bukan dilihat dari jumlah nominal, tetapi melalui valuasi perusahaan yang diukur dengan beragam cara. Contohnya, dilihat dari Price to Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) serta perhitungan yang lebih lanjut lainnya.

Semua investor pastinya ingin membeli saham syariah yang bagus dengan kualitas terbaik di harga terdiskon. Sayangnya, kata ‘terdiskon’ ini sering disalahartikan oleh para investor. Banyak investor yang membeli saham syariah yang terlihat murah, tetapi setelah dicek secara fundamental, kondisi perusahaannya tidak baik.

Untuk itu, pastikan kamu selalu menghindari kesalahan dalam memilih saham syariah. Apa saja kesalahan tersebut? Berikut penjelasannya seperti dilansir dari pasarmodalsyariah.com.

Berpikir Saham Gocap Lebih Murah
Saham gocap adalah saham yang harga per-lembarnya telah mencapai di Rp50, alias harga terendah yang mungkin terjadi. Tidak sedikit investor yang beranggapan kalau saham gocap-an lebih murah daripada saham yang harganya seribuan. Padahal, dalam membeli saham, patokannya bukan di harga melainkan membandingkan harga dengan nilai intrinsiknya. Nilai tersebut memperhitungkan aset yang terlihat (ekuitas saham) dan yang tidak terlihat (prospek, nama besar perusahaan, dan lainnya).

Terlalu Mengandalkan Indikator PER dan PBV
Memang benar salah satu indikator untuk menilai mahal atau murahnya suatu saham adalah PER dan PBV. Di mana semakin kecil indikator PER dan PBV, berarti semakin murah pula saham tersebut. Tetapi, ada kondisi di mana kamu tidak bisa terlalu mengandalkan indikator tersebut, melainkan perlu melihat prospek perusahaan di masa depan. Kamu pun perlu menerapkan metode 3M+1D dalam berinvestasi, yaitu:
 
Mindset. Sebagai investor, kamu harus fokus pada keuntungan jangka panjang dan konsisten untuk mendapatkannya, serta mau terus belajar. Artinya, janganlah berinvestasi hanya karena sedang tren atau sekadar tergoda mengikuti influencer yang promosi saham syariah di Indonesia. Kamu harus mencari informasi sebanyak-banyaknya dan memahami secara detail mengenai saham yang ingin dipilih.
 
Metode. Dalam berinvestasi, kamu diharapkan bisa mengerti bagaimana metode dalam memilih saham syariah, baik secara fundamental, teknikal, maupun materiel. Kamu perlu mempelajarinya secara mendalam agar tidak salah dalam mengambil langkah ke depannya.
 
Money Management. Seorang investor diharapkan bisa mengatur uang atau modal, misalnya senilai 1 juta, untuk diinvestasikan ke dalam beberapa portfolio saham syariah. Ini berarti ia harus mampu menempatkan dana yang dimiliki ke dalam beberapa saham dengan fundamental yang baik.
 
Disiplin. Hal penting lain yang harus dimiliki jika ingin menjadi investor yang sukses adalah membuat perencanaan investasi yang sudah diatur sejak awal. Sebagai investor, kamu harus tahu gaya trading yang paling cocok, karena setiap orang memiliki style berbeda dalam berinvestasi di saham syariah.
 
Maksimalkan Penggunaan Tools. Untuk menilai suatu saham murah atau tidak, kamu bisa menggunakan tools PE Band Chart. Ini merupakan salah satu indikator yang paling banyak digunakan oleh para investor saat berinvestasi saham. Perhitungan harga sahamnya dilakukan dengan membagi harga pasar dan pendapatan per perusahaan. Indikator ini pun bisa kamu gunakan untuk menentukan kemungkinan kapan harga suatu saham akan mengalami koreksi atau rebound berdasarkan PE Ratio historical-nya.
 
Kamu juga bisa mempelajari berbagai produk reksa dana saham Syariah yang diterbitkan  Principal lho. Pastikan kamu mengetahui profil risikomu dan temukan reksa dana saham Syariah melalui berbagai partner dan distributor reksa dana Principal ini.