Ada kabar kurang baik mengenai kondisi finansial generasi milenial di Indonesia. Dilansir dari liputan6.com, sebanyak 85,66 persen kaum milenial di negara ini dinyatakan memiliki kondisi finansial yang kurang baik. Sementara sisanya memiliki kondisi keuangan yang cukup baik, namun tetap membutuhkan langkah-langkah tertentu untuk bisa mempertahankan kondisinya. Laporan tersebut tercantum dalam Financial Fitness Index dan diukur berdasarkan 4 indikator utama, yakni:
- Financial Basic yang mengukur kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau utang.
- Financial Safety yang difokuskan pada kesiapan untuk memiliki dana darurat.
- Financial Growth yang menilai kemampuan membangun kesuksesan dalam jangka panjang.
- Financial Freedom yang merupakan kemampuan untuk membangun pendapatan pasif agar bisa mencapai kebebasan finansial.
Untuk generasi milenial Indonesia yang memiliki kisaran umur 25-35 tahun, kemampuan financial basic seperti memenuhi kebutuhan dasar, membayar KPR, dan mengelola utang sebenarnya memiliki skor rata-rata yang cukup menjanjikan, yaitu 73,37. Tetap, tidak dengan skor indikator finansial lainnya yang tercatat masih cukup rendah.
Menurut Inggit Primadevi, Director Customized Intelligence NielsenIQ Indonesia, skor kesadaran milenial untuk menabung dana darurat sangatlah rendah, yaitu hanya 37. Skor pun semakin buruk jika yang dibicarakan adalah kesadaran untuk berinvestasi. Sangat sedikit kaum milenial Indonesia yang tergerak dan memiliki mindset untuk berinvestasi. Tidak heran jika skor untuk indikator ini hanya 23.
Kondisi finansial yang kurang baik ini sesungguhnya dipengaruhi oleh kebiasaan buruk generasi milenial Indonesia itu sendiri. Kebanyakan dari mereka cenderung menghabiskan uang untuk memenuhi tuntutan gaya hidup, meminjam uang ke orangtua, dan memakai kartu kredit melebihi batas minimum hanya untuk memenuhi keinginan yang tidak krusial.
Pentingnya Pola Pikir Sehat
Pola pikir yang salah sering kali menjerumuskan kaum milenial ke dalam kondisi keuangan yang kurang baik. Banyak yang beranggapan bahwa memiliki barang mewah, seperti rumah, mobil, dan tas bermerek menjadi tolak ukur kekayaan seseorang. Apakah Sobat Principal salah satunya? Jika ya, segera ubah pola pikir tersebut!
Kondisi seperti itu hanya akan membuat kamu memiliki sifat konsumtif. Sementara, orang-orang yang benar-benar memiliki pola pikir ‘kaya raya’ lebih memilih untuk berinvestasi saham, emas, dan lainnya. Tidak heran, kondisi finansialnya pun jauh lebih baik dibandingkan mereka yang masih mementingkan gaya hidup dan cenderung konsumtif.
Selain itu, meski sering dipandang negatif, generasi sandwich, yaitu mereka yang menanggung orangtua atau anak dan terdorong untuk bekerja keras demi memenuhi semua kebutuhannya, ternyata memiliki kondisi finansial yang lebih baik. Hal ini juga semakin membuktikan bahwa pola pikir yang positif sangat memengaruhi kondisi finansial seseorang.
Perbaiki Sebelum Terlambat
Kamu tentunya tidak ingin terus-menerus memiliki kondisi finansial yang kurang baik. Lakukan beberapa langkah berikut ini untuk memperbaikinya.
- Buat anggaran dan catat semua pengeluaran. Pastikan agar pengeluaran tidak melebihi anggaran yang sudah dibuat.
- Pelajari cara mengelola finansial dari banyak sumber, seperti buku, media sosial, atau membaca artikel soal investasi yang ada di Principal Blog.
- Jika memungkinkan, lakukan konsultasi dengan financial planner untuk memastikan apakah kondisi kesehatan keuangan kamu.
- Ikuti komunitas atau carilah orang yang lebih berpengalaman dalam bidang finansial untuk menjadi teman diskusi agar bisa meningkatkan kondisi keuangan kamu.
- Mulailah menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk ditabung atau diinvestasikan. Pilih yang sesuai dengan karakter dan kemampuan agar masa depan bisa terjadi dengan lebih baik.