Sebagai rukun Islam kelima, ibadah haji tentu diwajibkan bagi seluruh umat muslim, hal ini ditujukan bagi mereka yang mampu baik secara finansial maupun fisik. Selain menjadi salah satu kewajiban, mampu menunaikan ibadah haji pun serta merta menjadi impian umat muslim, tak terkecuali bagi Sobat Principal yang masuk ke dalam generasi millenial nih. Apalagi dengan makin banyaknya kelompok-kelompok pengajian yang banyak melibatkan generasi tersebut, justru makin menambah hasrat ingin segera menunaikan ibadah haji, bukan?
Sayangnya, tak semua orang dianugerahi rezeki yang melimpah dan berkecukupan. Banyak dari kita yang masih memiliki skala prioritas berbeda, dan tentu saja pundi-pundi penghasilan yang perlu diisi berdasarkan tingkat urgensi. Kondisi inilah yang membuat sebagian besar umat muslim harus senantiasa memutar otak, mencari ide tambahan penghasilan ataupun melakukan investasi yang sesuai syariat, untuk mengumpulkan biaya ibadah haji tersebut nih Sobat Principal.
Untuk menjalankan ibadah haji, dibutuhkan masa tunggu yang cukup lama sekitar 16 hingga 23 tahun, sehingga banyak dari kaum muslim yang memilih untuk melakukan ibadah umrah terlebih dahulu karena dari segi waktu yang lebih fleksibel. Dan selain itu, dari segi biaya, pelaksanaan ibadah haji dimulai dari 45 juta dengan setoran awal 25 juta, sedangkan untuk ibadah umrah bisa lebih murah, yakni mulai dari 20 juta, yang sudah mengakomodir biaya transportasi, akomodasi, makanan dan kebutuhan pokok lainnya selama beribadah di tanah suci.
Lalu bagaimana sih kalau kita tetap masih ingin melaksanakan ibadah haji walaupun waktu tunggunya lama dan biayanya jauh lebih besar ketimbang ibadah umrah? Sobat Principal bisa banget mulai berinvestasi dengan tujuan mengumpulkan dana untuk naik haji, loh. Ada beberapa cara yang bisa Sobat Principal lakukan dalam mengatur keuangan sekaligus memulai investasi ini. Simak langkah-langkahnya ya!
Mulai menjalankan gaya hidup yang lebih hemat dengan meminimalisir pengeluaran yang konsumtif. Tahan diri banget ya ketika godaan diskon tanggal-tanggal cantik menghampiri!
Mulai menyisihkan dana dengan berinvestasi yang besarannya sekitar 20% dari pemasukan. Mau gaspol supaya lekas terkumpul? Sobat Principal juga bisa mencari pundi-pundi penghasilan dengan cara berjualan atau menjadi pekerja lepas!
Pilih instrumen investasi dengan profil risiko yang lebih rendah namun memberikan manfaat yang lebih besar, seperti Reksadana. Apalagi sejak adanya Reksadana Syariah, hati jauh lebih tenang kan apabila uang yang dikumpulkan tujuan akhirnya adalah untuk beribadah haji.
Nah untuk mengumpulkan biaya paket perjalanan haji sebesar 25 juta, Sobat Principal harus menabung sebesar 1,05 juta per bulan selama 2 tahun dengan asumsi bunga 2% per tahun, sehingga bisa menghasilkan 25,7 juta. Sementara itu jika Sobat Principal berinvestasi melalui instrumen Reksadana, investasi per bulan bisa diatur menjadi 1 juta saja, dengan asumsi return 15% per tahun, hasil yang bisa didapatkan selama 2 tahun bisa lebih besar, yakni mencapai 27,8 juta.
Selain Reksadana apa ada instrumen investasi lainnya yang bisa membantu untuk mengumpulkan dana haji? Tentu ada dong, Sobat Principal!
Investasi Emas.
Logam mulia yang masih menjadi primadona investasi sebagian besar masyarakat kita. Selain prosesnya yang mudah, investasi emas pun bisa dilakukan siapa saja, kapan pun dan di mana pun. Bahkan pembelian emas pun kini bisa dilakukan melalui marketplace!
Deposito Syariah.
Pada prinsipnya, deposito tak jauh berbeda dengan tabungan. Sobat Principal mempercayakan sejumlah uang kepada pihak bank untuk disimpan, namun perbedaannya hanya terletak pada jangka waktu pencairan saja. Jika tabungan bisa diambil kapan pun, maka deposito terikat jatuh tempo, dan hanya bisa dicairkan kalau masa jatuh tempo telah tiba.
Kalau hal-hal di atas sudah Sobat Principal lakukan, jangan lupa untuk mempersiapkan dana tambahan di luar dari biaya paket perjalanan ibadah haji ya. Karena biasanya akan ada komponen biaya kebutuhan tak terduga yang kadang tidak terlihat, tapi nilainya bisa lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan utama ketika beribadah. Dana tambahan ini biasanya apa saja sih? Seperti kenaikan kurs dollar, biaya pulsa, biaya kelebihan bagasi, biaya belanja berlebih, suntik meningitis, hingga biaya baju yang perlu disesuaikan dengan cuaca di tanah suci nanti.
Mulai terbayang kan kalau Sobat Principal memilih untuk mengumpulkan biaya ibadah haji dengan cara berinvestasi, bisa lebih menguntungkan dan sedikit-sedikit bisa memberikan tambahan untuk biaya tak terduga lainnya nanti?
Dengan berinvestasi sedini mungkin, rasanya bisa jadi lebih meringankan hati dan bisa lekas mendaftarkan diri agar bisa menunaikan kewajiban salah satu rukun Islam ini bukan?