investasi-properti-syariah-rumah

Di tengah stereotip Milenial mustahil memiliki rumah di tengah kondisi ekonomi saat ini, ternyata survei dari Consumer Sentiment Survey H1 2021 yang disusun oleh Rumah.com menunjukkan sebanyak 77% milenial mengaku memprioritaskan tabungan untuk membeli rumah. 

Survei yang sama juga mengungkap ada 51% milenial yang mengaku belum memiliki properti sendiri, baik berupa rumah, tanah, apartemen, ataupun yang lain. Sebanyak 56% dari milenial yang belum punya properti berencana memiliki properti sendiri paling lambat di usia 31 tahun.

Pertanyaannya: bagaimana cara mewujudkan keinginan untuk memiliki properti di tengah kondisi saat ini?

Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam pinjaman KPR konvensional adalah tingginya suku bunga yang ditetapkan. Ditambah dengan penerapan suku bunga berjalan yang membuat proyeksi pembayaran semakin sulit dilakukan.

Hadir untuk menjawab keresahan ini, konsep investasi properti berbasis syariah muncul dan semakin diminati. Alasan yang banyak digunakan banyak orang saat membeli hunian berkonsep syariah adalah sistem yang bebas riba. Berbeda dari perumahan konvensional, proses pembelian hunian di perumahan syariah tidak mengenal sistem bunga. Sobat Principal bisa membeli hunian di perumahan syariah menggunakan KPR syariah.

Tergoda dengan premis KPR tanpa bunga saja tidak cukup, Sobat Principal juga wajib melihat alasan lain dalam memilih investasi properti syariah:

Rumah Syariah Menerapkan Sistem Kekeluargaan
Selain tanpa riba, perumahan syariah juga menerapkan prinsip kekeluargaan berupa tidak adanya denda, penyitaan, dan lain-lain. Pendekatan dan komunikasi investasi syariah mengutamakan pendekatan komunikasi personal sehingga Sobat Principal tidak diberatkan dengan aturan kaku yang tidak fleksibel.

Secara sederhana, saat terjadi kendala dalam investasi properti tersebut, termasuk masalah dalam hal pembayaran, akan dibicarakan secara kekeluargaan.

Jumlah Cicilan Tetap
Bunga yang diterapkan dalam investasi properti syariah bersifat flat-rate. Selain mendukung dalam komitmen kamu untuk bebas riba, cicilan yang tetap tentu sangat memudahkan Sobat Principal untuk melakukan penyisihan anggaran cicilan tanpa harus terbebani dengan suku bunga yang fluktuatif dan cenderung meningkat secara berkala. Ditambah dengan tenor maksimal 15 tahun, Sobat Principal dapat dengan mudah menyiapkan anggaran untuk pembayaran properti.

Nilai Properti Terus Bertambah
Cicilan yang bernilai tetap menjadikan properti syariah investasi yang paling sehat secara nilai jual. Hal ini dikarenakan harga properti terus meningkat sementara biaya yang dikeluarkan stabil setiap bulannya. Dengan asumsi potensi kenaikan harga tanah dan bangunan 5-20% setiap tahun, dalam 15 tahun biaya yang dikeluarkan dapat kembali sebagai investasi berkali lipat.

Ditambah, besaran down payment atau DP properti syariah dapat disesuaikan dengan kemampuan finansial kamu saat ini. Lakukan survei dan konsultasi untuk melihat proyeksi pembelian properti ini ke lembaga pinjaman syariah terkait. Jika belum memungkinkan, kamu bisa memulainya dari investasi syariah!

Kenapa Harus Investasi Syariah?

Selain pertimbangan utama bebas riba dan dijalankan sesuai dengan syariat islam, investasi syariah juga memiliki kualitas-kualitas tambahan yang menjadikannya pilihan favorit saat ini. Melihat tren di mana penyedia investasi berbasis syariah yang kian meningkat, mungkin sudah saatnya Sobat Principal melirik hal ini.

Berdasarkan data BEI, sejak tahun 2011 sampai dengan 27 Oktober 2020, jumlah saham syariah meningkat 90,3%, dari 237 saham menjadi 451 saham. Jumlah ini setara 63,6% dari total saham yang tercatat di BEI. Berdasarkan besaran kapitalisasi pasar, saham-saham syariah mencakup 51,4% dari kapitalisasi pasar keseluruhan. Artinya, total kapitalisasi pasar saham syariah sebesar Rp 3,061,6 triliun dari seluruh kapitalisasi pasar yang berjumlah Rp 5.956,7 triliun.

Hal ini menjadi penguat alasan orang-orang kian berminat dengan investasi syariah karena dalam 10 tahun terakhir menunjukkan penguatan yang tergolong sehat. 

Survei, Survei, Survei!
Meski terdengar sangat menggiurkan, baik investasi syariah maupun produk turunannya berupa investasi properti tidak semerta-merta bebas dari penipuan. Kenali ciri-ciri yang menjadi red flag dalam investasi properti syariah berikut ini:

●    Menjanjikan perumahan syariah tanpa riba;
●    Mencatut nama tokoh terkenal;
●    Belum ada rumah yang dibangun;
●    Kepemilikan lahan tidak jelas;
●    Menjanjikan prosedur yang lebih mudah dibanding perumahan lainnya; serta
●    Menawarkan harga murah.

Setelah melakukan penyisiran dari enam faktor di atas, berikan langkah ekstra berupa:
●    Pastikan Melihat Bangunan Rumah
●    Cek Kelengkapan Perizinan
●    Cek Keanggotaan Pengembang di Asosiasi
●    Cek Bank Mitra Pengembang
●    Pertanyakan Portofolio Pengembang

Dengan segenap kelebihan investasi properti syariah, Sobat Principal tetap wajib memiliki kewaspadaan untuk menyisir kemungkinan penipuan yang mengatasnamakan investasi syariah. Jangan sampai terjebak hanya karena terdengar meyakinkan apalagi semata-mata karena mencatut nama petinggi agama.

Cara paling mudah untuk menghindari hal ini adalah dengan menggunakan jasa penyedia investasi syariah yang established via institusi ternama yang terjaga reputasi dan kesehatan sahamnya. Namun jangan lupa, tetap lakukan survei dan evaluasi sebelum kamu memutuskan untuk melakukan investasi properti syariah ya!