Diterbitkan pada 22 Sep 2021 

Dapat menunaikan ibadah haji tentunya merupakan impian bagi setiap umat muslim. Namun, harus diakui bahwa menunaikan ibadah haji membutuhkan persiapan yang cukup panjang dan biayanya pun tidak murah. Seperti yang diketahui, masa tunggu haji sangat bervariasi, yaitu paling cepat 1 tahun tetapi bisa juga lebih dari 5 tahun. Sobat Principal tentunya bisa naik haji di tahun yang sama saat mendaftar, namun itu termasuk dalam golongan ibadah haji khusus dan biayanya pun jauh lebih mahal.

Besaran biaya haji dipengaruhi oleh dinamika kurs dolar. Naiknya nilai tukar dolar, tentu akan memengaruhi besarnya biaya haji. Sebelum pandemi, biaya haji pada tahun 2020 ditetapkan sekitar 35,2 juta rupiah oleh Kementerian Agama. Biaya itu disinyalir akan naik dalam beberapa tahun ke depan. Untuk itu, jika Sobat Principal ingin menunaikan ibadah haji, segalanya harus dipersiapkan dari sekarang! Kamu bisa memanfaatkan beragam instrumen investasi syariah untuk mengumpulkan biaya berhaji. Berikut pilihan produk investasi syariah yang tepat untuk mempersiapkan dana naik haji di usia muda. 

Logam Mulia
Investasi logam mulia atau emas murni bisa menjadi pilihan untuk mempersiapkan biaya naik haji. Kamu pun bisa membeli logam mulia dalam bentuk batangan dengan cara yang mudah. Kabar baiknya, logam mulia tersebut bisa diangsur secara pokok setiap bulannya dengan akad murabahah (jual-beli). 

Kamu bisa membeli logam mulia bersertifikat melalui bank syariah, Pegadaian, kantor pusat atau cabang PT Aneka Tambang (Antam), perusahaan pertambangan yang menjual logam mulia bersertifikat, maupun toko emas. Saat ini, kamu bahkan sudah bisa mengikuti program tabungan emas di Pegadaian atau market place yang memiliki kerja sama dengan PT Pegadaian.

Penting!
Kamu dianjurkan untuk memilih emas murni berupa logam mulia dan bukan emas perhiasan. Berhati-hatilah dengan rayuan investasi emas palsu yang tentunya akan merugikan kamu. Perlu dipahami pula bahwa harga emas bisa berubah dan naik-turunnya dipengaruhi oleh harga emas dunia.

Reksa Dana Syariah
Jenis investasi ini termasuk yang paling banyak digemari oleh para investor. Reksa dana syariah dipastikan halal dan tersedia dalam 2 akad, yaitu wakalah dan mudharabah. Sistem pengelolaan produk reksa dana syariah diatur sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam memilih instrumen reksa dana syariah, manajer investasi juga memegang prinsip syariah dengan hanya membeli produk yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES). Daftar tersebut disusun oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Kamu bisa klik link https://www.principal.co.id/id/rdieg untuk mulai berinvestasi reksa dana syariah. 

Penting!
Sobat Principal  bisa membeli reksa dana syariah di bank syariah atau perusahaan aset manajemen yang terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan. Kamu bisa mulai investasi dengan modal 100 ribu rupiah untuk membeli reksa dana syariah. Uang kamu dipastikan akan dikelola dengan sistem yang halal dan baik. Saat pertumbuhan investasi syariah berjalan baik, kamu pun akan mendapatkan keuntungannya.
 
Saham Syariah
Perlu dipahami lagi bahwa investasi saham syariah merupakan aktivitas jual-beli saham syariah dan tidak ada unsur perjudian di dalamnya. Saham syariah menerapkan sistem bagi hasil dan risiko di antara investor dengan emiten akad secara musyawarah. Investasi saham dipastikan tidak menggunakan sistem gharar dan masyir. Gharar adalah pemberian informasi yang menyesatkan, sementara masyir adalah pengambilan risiko yang berlebihan.

Penting!
Sebelum membeli saham syariah, kamu wajib memahami dan mengenal dengan baik karakter investasi kamu. Saham syariah sendiri bisa dibeli secara online dengan modal yang sangat terjangkau, seperti di Principal, di mana kamu bisa mulai berinvestasi reksa dana saham Syariah dengan modal awal hanya Rp100ribuan!

Jadi, sudah tahu mau berinvestasi dengan instrumen mana untuk mempersiapkan dana haji muda kamu? Jika masih ragu, kamu bisa konsultasi dengan para ahli finansial agar bisa menemukan jenis investasi Syariah yang paling tepat untuk kamu.