Latte yang disuguhi dalam kondisi panas, hangat maupun dingin memang selalu bikin kita tergoda ya, Sobat Principal. Apalagi kalau disantap setelah makan siang selesai, sambil meluruskan kaki sebentar, sembari melepaskan penat, atau sebelum memulai pekerjaan kembali. Tapi Sobat Principal tahu nggak, ada latte, dan recehan, yang bisa bikin kantong kita jebol? Ini latte bukan sembarang latte loh, patut kita perhatikan baik-baik!
Apa Itu Latte Factor?
Ibarat bocor halus pada ban kendaraan kita yang suka tidak terasa, tahu-tahu ban kita sudah kempes dan nggak bisa dipakai buat jalan. Sama halnya seperti pengeluaran di keseharian kita yang sering nggak kita sadari, tahu-tahu saldo di rekening sudah gone with the wind, alias habis begitu saja, tak terlihat lagi bentuknya.
Kamu termasuk orang yang seperti ini kah, Sobat Principal? Nah, berarti kamu sedang mengalami yang namanya Latte Factor!
Seorang penulis keuangan, David Bach menggambarkan Latte Factor sebagai sejumlah pengeluaran kecil yang tanpa sadar sering kita keluarkan secara berulang-ulang. Penggunaan kata “latte” merujuk pada kebiasaan orang yang tanpa sadar membeli kopi dengan tujuan meningkatkan produktivitasnya.
Pengeluaran untuk kopi tersebut dianggap tidak berarti karena nominalnya yang cukup kecil. Namun, karena dilakukan terus menerus, tanpa sadar dalam sebulannya seseorang telah mengeluarkan nominal yang cukup besar.
Contoh lainnya seperti :
- Jajan minuman kekinian maupun kopi lebih dari 1x sehari,
- Ongkir online shop dan food delivery,
- Terlalu banyak punya aplikasi berlangganan, namun tidak ditonton semuanya,
- Menjadi pelanggan setia minimarket. Tiap hari ada saja uang yang kamu keluarkan untuk jajan minuman dingin ataupun makan ringan.
Bagaimana Cara Mencegah Latte Factor?
Mengutip dari Kompas, penyebab lain dari Latte Factor adalah pemikiran bahwa pengeluaran kecil tertentu tersebut dapat menambah kebahagiaan hidup kita. Akan tetapi pada kenyataannya, efek dari pengeluaran tersebut terhadap kebahagiaan, yah… tidak begitu besar, Sobat Principal. Hal ini juga menunjukkan agar kita memikirkan sebaik-baiknya untuk pengeluaran yang hanya benar-benar bermanfaat.
Mengutip Forbes, David Bach mengatakan bahwa kesederhanaan adalah yang terpenting untuk mencapai kebahagiaan.
Kamu merasa sedang terjebak dalam Latte Factor? Yuk coba simak beberapa cara yang dapat kamu lakukan agar pengeluaran kamu dapat terkontrol dengan baik, Sobat Principal!
Selalu catat pengeluaranmu
Jajan kopi kekinian jam 9 pagi sebesar 20 ribu? Catat! Beli pernak-pernik untuk di meja kerja? Catat! Dengan mencatat berbagai macam pengeluaran, kamu akan tahu mana saja pengeluaran yang dapat dihemat, sekaligus kamu dapat mengetahui bagian mana dari pengeluaranmu yang berpotensi pada pemborosan.
Dengan mengetahui berbagai hal ini, kamu akan dapat lebih merencanakan keuangan ke depannya, dan dapat menggunakan uangmu untuk hal yang jauh lebih bermanfaat.
Cari pengganti
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, contoh umum dari Latte Factor ini adalah dengan terlalu sering membeli kopi yang menjadi rutinitas. Hal ini bisa dicegah dengan mencari cara lain agar kamu tidak terlalu sering membeli kopi.
Membeli kopi sachet dan menyeduhnya sendiri bisa menjadi opsi untuk memperketat pengeluaranmu. Terlebih sudah banyak kan merek kopi yang juga menyediakan berbagai macam resep ciamik yang patut dicoba untuk kamu explore dan nikmati sendiri?
Ubah recehan jadi investasi
Masa iya recehan yang sering kita anggap sebelah mata bisa dijadikan modal berinvestasi? Eits, jangan sedih, jangan ragu apalagi bimbang, Sobat Principal! Sekarang sudah banyak banget ragam investasi yang bisa kamu lakukan mulai dari nominal yang paling kecil alias receh. Mulai dari lima ribu rupiah, sudah bisa kamu investasikan secara rutin sampai akhirnya menjadi bukit harta karun baru. Menghindari gaya hidup kurang sehatnya dapat, keuntungannya juga dapat!
Masih belum mau mencoba berinvestasi di platform-platform yang sudah tersedia dan tinggal klik dari gawai kamu? Coba deh kumpulkan uang 5 ribu, 10 ribu atau 20 ribu ke dalam satu wadah, setiap kali kamu mendapatkannya. Simpan terus, jangan dihitung apalagi ditungguin, lakukan ini secara rutin, dengan tenggat waktu yang kamu tentukan sendiri. Kalau sudah sampai di tenggat waktu tersebut, boleh deh Sobat Principal pindahkan ke platform yang sudah kamu pilih.
Ingat, selalu berinvestasi di tempat yang sudah terjamin dan bisa dengan mudah diakses ya. Hindari tempat-tempat yang terlalu mudah menjanjikan imbal atau return yang berlebihan, karena bisa jadi itu adalah tempat investasi bodong.
Biasakan untuk tidak boros
Apakah kamu sadar bahwa ‘gaya hidup’ lebih mahal ketimbang ‘biaya hidup’? Buat Sobat Principal yang sudah mulai sadar dan ingin berubah, pastikan kamu siap belajar untuk mengatur keuangan lebih baik lagi.
Boros juga erat kaitannya dengan kebiasaan loh, Sobat Principal. Melalui berbagai cara yang disebutkan di atas, kamu harus berkomitmen penuh serta tetap konsisten untuk melakukannya. Hal ini agar kamu terbiasa untuk tidak melakukan pemborosan lagi ke depannya.
Lakukan efisiensi dan mulai fokus pada kebutuhan pokok untuk membentuk kondisi finansial yang lebih stabil. Dengan melakukan penghematan, kamu dapat menyelamatkan uangmu untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat, seperti untuk tabungan dana darurat, tabungan hari tua, dan lain sebagainya.