Ingin Resign? Apakah Tabungan Sudah Cukup?

Bekerja dengan nyaman, bahagia, dan dapat menjamin masa depan tentunya menjadi impian semua orang. Tetapi, faktanya tidak semua orang bisa mendapatkan kondisi pekerjaan seperti itu. Tidak heran, pada akhirnya mereka memiliki untuk mengundurkan diri atau resign dari pekerjaannya. Ada beragam alasan bagi seseorang untuk resign, di antaranya lingkungan kerja yang tidak nyaman, atasan yang galak, tidak adanya jenjang karier yang menjanjikan, dan lainnya.
 
Keputusan untuk resign tentunya tidak mudah, karena dapat membawa pengaruh pada kehidupan sehari-hari, terutama dari segi keuangan. Untuk itu, sebelum Sobat Principal memutuskan untuk resign, pikirkanlah secara matang agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari. Lakukan persiapan terlebih dahulu, khususnya dari sisi finansial. Setidaknya, kamu harus memiliki tabungan atau dana darurat dengan jumlah yang cukup.
 
Dana darurat tersebut nantinya dapat digunakan seandainya kamu tidak lagi bekerja, bisnis yang dijalankan tidak berjalan sesuai rencana, atau terpaksa menganggur terlebih dahulu sebelum mendapatkan pekerjaan yang baru. Kamu harus menyiapkannya dari jauh-jauh hari, sekitar 6 bulan sampai 1 tahun sebelum resign. Berapa idealnya dana darurat yang perlu kamu siapkan?
 
Dilansir dari liputan6.com, jika kamu sudah berkeluarga dan memiliki anak, siapkanlah dana darurat setidaknya 12 kali dari nilai pengeluaran bulanan. Sementara bila belum menikah, bisa menyiapkan sekitar 3-6 kali dari pengeluaran bulanan. Dengan begitu, kamu tidak akan terlalu kaget dengan adanya perubahan situasi keuangan setelah resign.
 
Selain tabungan atau dana darurat, masih ada beberapa hal yang juga perlu kamu persiapkan sebelum resign. Apa saja? Berikut informasinya.
 
Coba Gaya Hidup Pasca Resign
Sebelum mengundurkan diri, cobalah untuk menerapkan alokasi anggaran layaknya kamu tidak lagi memiliki penghasilan dari kantor. Contohnya, saat ini penghasilan kamu 10 juta, maka praktikkanlah pengaturan keuangan saat kamu sedang tidak berpenghasilan. Hal ini penting agar kamu tidak kaget jika nantinya waktu resign telah tiba.
 
Mengubah gaya hidup ini bukan hanya akan berguna saat Sobat Principal sedang tidak ada pemasukan tetap, tapi juga membuat kamu akan memiliki gaya hidup yang lebih hemat. Selisihnya bisa dialihkan menjadi tabungan atau untuk berinvestasi. 
 
Miliki Investasi
Tidak hanya dana darurat, ada baiknya kamu juga memiliki investasi sebelum memutuskan untuk resign. Adanya investasi dapat membantu membuat kondisi finansial kamu tetap stabil. Kamu juga bisa memanfaatkan keuntungan yang didapat untuk memenuhi kebutuhan pasca resign. Ada banyak pilihan investasi yang bisa dipilih, salah satunya reksa dana yang bisa dimulai dengan modal 100 ribu saja. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai reksa dana, kamu dapat mempelajarinya di sini.
 
Yang harus diingat, investasi itu sebaiknya dilakukan untuk jangka panjang. Jadi jika Sobat Principal memutuskan untuk berinvestasi, gunakan uang dingin alias uang yang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat. Mengingat market yang volatile alias naik turun nilainya, pengunaan uang panas bisa bikin kita panik dan akhirnya terjerumus dalam kerugian. 
 
Buat Asuransi
Begitu resign, beberapa fasilitas yang biasa diberikan perusahaan, seperti asuransi kesehatan, kecelakaan, termasuk asuransi jiwa bagi kamu dan keluarga akan hilang. Untuk itu, sebelum memberikan surat pengunduran diri, sebaiknya kamu membuat asuransi sesuai kebutuhan diri sendiri dan keluarga terlebih dahulu.
 
Lunasi Tagihan Kartu Kredit
Jangan lupa lunasi semua tagihan kartu kredit sebelum kamu resign. Hindarilah kebiasaan untuk membayar tagihan dengan angsuran terendah. Apabila kamu memiliki dana yang cukup, ada baiknya untuk membayar semua tagihan hingga lunas. Ini penting supaya setelah resign, kamu tidak lagi direpotkan dengan urusan pembayaran kartu kredit.
 
Apabila semua persiapan di atas sudah kamu miliki, kamu pun bisa resign dengan lebih tenang dan nyaman. Semoga kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau sukses dalam menjalani bisnis yang dijalankan.