Mumpung masih awal tahun, Principal mau coba mengingatkan Sobat Principal sekalian untuk sama-sama menjadikan momen ini jadi awal yang baik untuk menata hidup yang baru. Nggak ada salahnya kalau di awal tahun ini kita mulai dengan menuliskan resolusi yang ingin dicapai supaya semangat lebih terpacu lagi.
Dari sekian banyak mimpi-mimpi dan resolusi yang ditulis, sudahkah berhaji jadi salah satu resolusi yang ingin dicapai tahun ini?
Nyatanya menuliskan resolusi itu nggak segampang yang kita pikirkan. Banyak orang yang ragu ketika menuliskan resolusi hidupnya karena nggak tahu cara mewujudkannya atau bahkan pesimis duluan.
But don't worry, Sobat Principal. Nggak perlu takut menuliskan resolusi naik haji di usia muda. Kamu pasti bisa mewujudkannya, asalkan tidak hanya sekedar dituliskan saja. Kali ini Principal akan berbagi langkah-langkah mewujudkan resolusi haji untuk Sobat Principal:
1. Mengelola penghasilan secara tepat
Untuk bisa naik haji di usia muda, kita perlu menabung sejak dini. Nggak perlu minder kalau hari ini mungkin penghasilanmu tidak sebesar orang-orang lain di sekitarmu. Faktanya, bukan dari besarnya penghasilan seseorang bisa mewujudkan mimpinya, melainkan dari bagaimana caranya mengelola penghasilannya secara tepat.
Saat menerima penghasilan pertama kali, kamu bisa membaginya ke dalam pos-pos pengeluaran. Umumnya pos-pos pengeluaran ini terdiri dari:
- Pos pengeluaran wajib (basic utilities, cicilan, utang, pulsa, asuransi)
- Pos pengeluaran harian (biaya makan, toiletries, transportasi)
- Pos tabungan dan investasi
- Pos sedekah
- Dana darurat
- Pos jajan dan entertainment
Jenis dan berapa besaran pos-pos pengeluaran ini bervariasi, tergantung kebutuhan. Nah, kalau kamu berencana naik haji di usia muda, sebaiknya tambahkan satu lagi pos pengeluaran, yaitu pos tabungan haji.
Untuk dana darurat, pos tabungan dan investasi, serta pos tabungan haji ini sebaiknya didahulukan untuk diisi ya. Jangan mengandalkan uang sisa. Justru sebaiknya pos jajan dan entertainment yang diletakkan pada prioritas terakhir setelah semua pos kebutuhan utama dialokasikan.
2. Investasi emas
Pos tabungan haji yang sudah kamu sisihkan tadi, dapat kamu kembangkan ke dalam investasi. Investasi emas, misalnya. Investasi emas ini sifatnya low risk dan nilainya cukup stabil dalam jangka panjang. Misalnya saat ini kamu menabung emas 50 gram, maka nilainya 10 tahun mendatang bisa naik atau stabil. Sangat jarang harga emas dunia turun kecuali ada force majeur yang tidak bisa dikendalikan manusia.
Investasi emas ini nggak ribet kok, Sobat Principal. Kalau dulu kita harus punya uang tunai untuk membeli emas batangan di toko, kemajuan digital masa kini dapat mempermudah proses jual-beli emas lewat aplikasi saja. Bahkan, kita sudah bisa membeli emas sesuai kemampuan dengan modal mulai dari Rp 5 ribu saja.
Satu hal yang harus diingat bahwa investasi emas ini tidak bisa terburu-buru karena pertambahan nilainya tidak terlalu besar. Karenanya investasi emas cocok untuk jangka panjang.
3. Investasi reksadana dan saham
Selain investasi emas, investasi reksadana dan saham cocok untuk mewujudkan resolusi naik haji Sobat Principal lho. Kenapa? Karena jenis investasi ini "high risk, high return" alias nilai imbalnya tinggi tetapi risikonya juga tinggi. Oleh karena itu, dengan risiko seperti ini, cocok untuk investasi jangka panjang yang tidak terburu-buru dicairkan.
Di dalam investasi reksadana dan saham terdapat investasi yang sifatnya syariah. Yaitu reksadana syariah. Kamu nggak perlu khawatir mengambil reksadana syariah karena investasi ini sudah mengantongi izin dari OJK dan sesuai dengan prinsip serta kaidah syariah Islam.
Sebelum terjun ke jenis investasi reksadana dan saham, jangan ragu untuk mengenali kelebihan dan kekurangan dari masing-masing instrumen investasi di atas agar tidak salah langkah.
Temukan lebih banyak artikel tentang investasi Syariah di blog Principal. Kamu bisa klik di sini, dan temukan artikel tentang investasi Syariah yang cocok untukmu.