Diterbitkan pada 16 Des 2020
Di kalangan pekerja muda yang baru saja memulai karir, pengelolaan keuangan yang tepat menjadi sebuah kunci penting dalam meraih kesejahteraan finansial di masa depan. Selain memiliki dana darurat yang memadai dan asuransi, salah satu strategi mewujudkan kesejahteraan keuangan adalah dengan memulai investasi sedini mungkin.
Walau kini kesadaran berinvestasi sudah semakin meningkat di kalangan generasi milenial, tidak sedikit juga yang masih meragu untuk memulainya. Banyak yang masih enggan memulai investasi karena dinilai lebih berisiko dibandingkan dengan menabung biasa. Kendati di satu sisi, investasi juga dianggap lebih memiliki potensi imbal balik di atas laju inflasi. Supaya lebih jelas, ada baiknya kamu memahami perbedaan investasi dengan menabung sebagai berikut:
1. Perbedaan Instrumen Tabungan vs Instrumen Investasi
Menabung merupakan aktivitas mengumpulkan sejumlah dana dan ditempatkan dalam instrumen tabungan. Instrumen tabungan memiliki ciri umum antara lain:
- Tabungan merupakan produk keuangan yang dikeluarkan oleh perbankan. Bentuknya bisa berupa rekening tabungan biasa atau rekening tabungan rencana.
- Tabungan bisa dimulai dengan setoran dana awal sebesar Rp500.000. Beberapa produk tabungan bank bisa dimulai dengan setoran awal Rp20.000.
- Dana di dalam tabungan bisa ditarik kapan saja oleh pemilik tabungan melalui penarikan tunai di konter bank ataupun melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
- Instrumen tabungan biasanya mengenakan biaya administrasi bulanan yang besarnya bervariasi tergantung kebijakan bank.
- Instrumen tabungan memberikan bunga atau imbal hasil antara 0,25% hingga 2% per tahun (Kontan, 4 September 2020).
- Bunga tabungan bank dikenakan pajak penghasilan (Pph) sebesar 20% per tahun.
Sedangkan investasi merupakan aktivitas mengembangkan dana melalui instrumen investasi. Apa saja ciri instrumen investasi? Berikut yang perlu kamu ketahui:
- Instrumen investasi ada beberapa jenis yaitu instrumen investasi portofolio atau pasar modal (paper investment) seperti reksa dana, obligasi (surat utang), saham. Lalu, ada juga instrumen investasi riil seperti emas/logam mulia, properti.
- Instrumen investasi tersebut diterbitkan oleh berbagai macam pihak. Saham, sebagai contoh, diterbitkan oleh perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Adapun reksa dana diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi, dan obligasi atau surat utang diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau pemerintah.
- Modal awal berinvestasi beragam. Untuk saham misalnya, kamu bisa memulainya dengan 1 lot atau 100 lembar saham. Sedangkan reksa dana bisa dimulai (initial subscription) dengan Rp10.000. Obligasi rata-rata dimulai dengan nilai investasi awal Rp5 juta, terkecuali obligasi ritel yang bisa dimulai dengan dana Rp1 juta.
- Dalam berinvestasi, investor kadangkala dikenakan biaya-biaya. Sebagai contoh, dalam investasi reksa dana, ada biaya pembelian (subscription fee), biaya penjualan (redemption fee), ada juga biaya pengalihan (switching fee) dan lain sebagainya.
- Return atau tingkat keuntungan sebuah produk investasi ada yang sifatnya fixed return seperti pada beberapa jenis obligasi. Ada juga yang returnya fluktuatif seperti pada saham atau reksa dana.
2. Risiko Menabung vs Risiko Investasi
Banyak orang masih ragu memulai investasi dan memilih menabung saja karena khawatir dengan risiko berinvestasi. Benarkah risiko investasi lebih tinggi ketimbang risiko menabung? Jawabannya adalah benar. Ketika kamu menabungkan sejumlah dana di instrumen tabungan, dana yang kamu tabungkan tersebut mendapatkan jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), selama nilainya tidak melebihi Rp2 miliar dan bunga yang didapatkan sesuai dengan tingkat bunga penjaminan LPS. Jadi, bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dengan bank tempat kamu menyimpan dana tabungan, dana kamu tidak akan hilang.
Sebaliknya, ketika berinvestasi di sebuah instrumen investasi, tidak ada jaminan apapun atas dana yang kamu tanamkan di produk tersebut. Dana yang kamu investasikan berpotensi tumbuh melebihi return tabungan. Tapi, dari segi risiko juga sepadan. Dana yang kamu investasikan bisa turun nilainya akibat fluktuasi pasar (pada produk saham atau reksa dana) ataupun gagal bayar alias default (pada produk obligasi).
Risiko pada investasi bisa kamu minimalisir dengan cara memilih instrumen investasi sesuai profil risiko dan tujuan keuangan. Misalnya, jika profil risiko kamu adalah investor konservatif, sebaiknya menghindari instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham dan reksa dana saham.
3. Efektivitas Menabung vs Investasi untuk Tujuan Keuangan
Perbedaan menabung dan investasi memang mendasar bila menilik sisi karakteristik instrumen dan risiko masing-masing. Lantas, bagaimana perbedaan efektivitas menabung dibandingkan investasi untuk mewujudkan tujuan keuangan? Menabung efektif membantu tujuan keuangan jangka pendek di bawah 2 tahun. Misalnya, tujuan keuangan kamu adalah mengumpulkan dana pernikahan 1,5 tahun lagi. Rentang waktu 1,5 tahun terbilang pendek sehingga dapat terlalu berisiko bila kamu memakai strategi investasi. Dengan menabung, kamu bisa meminimalisir risiko penurunan nilai akibat fluktuasi harga.
Adapun investasi lebih tepat dipilih bagi kamu yang memiliki profil risiko moderat dan agresif, serta untuk mendukung tujuan keuangan jangka menengah di atas 2 tahun dan jangka panjang yaitu di atas 5 tahun. Pasalnya, dalam jangka panjang ada risiko inflasi yang menekan nilai uang. Bunga tabungan akan sulit mengimbangi laju inflasi tersebut. Sebaliknya, instrumen investasi memiliki peluang tumbuh di atas laju inflasi. Walau perlu dicatat, peluang pertumbuhan itu akan selalu sebanding dengan tingkat risikonya, sesuai hukum inflasi yakni "high risk, high return".
Jadi, baik menabung maupun investasi hanya bisa efektif dijalankan bila sudah sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kamu sebagai investor.
Itulah 3 perbedaan mendasar antara menabung dan investasi yang penting untuk kamu ketahui. Menabung dan investasi penting ditempuh supaya keuangan pribadi kamu bisa senantiasa sehat dan sejahtera. Yuk, persiapkan dirimu untuk berinvestasi, Sobat Principal!
Dapatkan panduan lengkap tentang serba-serbi ibadah haji langsung ke email kamu!