Saat ini, investasi syariah sudah menjadi salah satu pilihan utama bagi mereka yang ingin berinvestasi. Apalagi, semakin banyak pilihan yang ditawarkan dalam investasi syariah. Prinsip syariah yang sesuai dengan syariat Islam menjadi alasan utama mengapa investasi syariah semakin digemari. Investasi syariah juga dijamin bebas riba dan lebih berkah.
Seiring dengan perkembangan itu, bank-bank syariah pun bermunculan dan menawarkan beragam pilihan investasi, salah satunya deposito syariah dan reksa dana syariah. Namun, ada beberapa hal yang tentunya perlu Sobat Principal persiapkan sebelum melakukan investasi syariah. Apa saja? Simak penjelasan berikut ini.
Tanamkan Niat
Kalau kamu ingin berinvestasi sesuai dengan syariat Islam, hal pertama yang harus dipersiapkan adalah niat. Dalam fiqih muamalah pun dijelaskan bahwa investasi tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Saat berinvestasi, kamu akan menggunakan akad tijarah yang merupakan kesepakatan dari kedua belah pihak untuk mendapatkan keuntungan.
Tidak hanya itu, saat berinvestasi secara syariah, kamu tentu akan tetap dihadapkan dengan risiko kerugian. Karenanya, kamu tidak boleh hanya mempersiapkan diri untuk mendapatkan keuntungan, namun juga kerugian. Kamu pun perlu meyakinkan diri sekali lagi bahwa niat untuk berinvestasi adalah benar-benar untuk investasi yang di dalamnya ada risiko untung dan rugi.
Pahami Produknya
Saat ingin berinvestasi syariah, kamu tentu harus paham betul mengenai instrumennya. Apakah produk tersebut halal dan sesuai dengan syariat Islam atau tidak? Ada banyak orang yang terjebak dalam keuntungan besar, namun bisnisnya ternyata tidak halal dan bertentangan dengan syariat Islam. Itulah mengapa, kamu harus memahami secara menyeluruh mengenai instrumen investasi yang ingin dipilih.
Jika instrumen investasi syariah dikelola oleh suatu perusahaan, kamu wajib mengetahui seluk-beluk bisnisnya. Pastikan perusahaan tersebut mengutamakan keterbukaan, keadilan, dan transparansi. Kamu juga harus mengecek legalitas dari perusahaan tersebut dan bagaimana perjalanannya di dunia bisnis. Jangan sampai kamu memilih berinvestasi pada perusahaan yang banyak merugikan orang.
Ada beragam pilihan investasi syariah yang bisa kamu pilih, pastikan juga instrumen ini sesuai dengan profil risiko serta kemampuan kamu ya. Untuk tahu, instrumen investasi syariah yang ok, coba cek di sini!
Jenis Akad
Hal selanjutnya yang harus Sobat Principal lakukan adalah melihat sisi akad investasi syariah yang ingin dipilih. Apakah akad yang digunakan berbasis bunga atau riba? Ingat! Sistem bunga tergolong haram karena pihak kedua memastikan adanya kelebihan sejak awal ia menggunakan uang kamu sebagai investasi. Sementara, sistem syariah tidak mengenal bunga, namun menggunakan akad tijarah yang intinya mendapatkan profit.
Akad yang juga umum digunakan untuk investasi syariah adalah akad musyarakah. Akad ini merupakan perjanjian kerja sama di mana sejak awal diberitahukan secara rinci mengenai berapa orang yang terlibat dalam investasi dan bagaimana pembagian keuntungannya. Namun, jika investasi hanya dilakukan oleh satu orang ke orang lain, maka yang digunakan adalah akad mudharabah.
Berbagi Berkah
Dalam berinvestasi syariah, kamu harus siap berbagi karena usaha atau aset yang produktif termasuk dalam kegiatan ibadah yang disebut zakal maal. Dari investasi yang dimiliki, kamu juga harus berbagi zakat tijarah atau zakat perdagangan. Zakat ini berasal dari investasi yang bersifat produktif, seperti saham atau keuntungan selama 1 tahun yang berupa uang dan jumlahnya setara dengan 85 gram emas.
Jadi, misalnya harga 85 gram emas saat ini adalah 42 juta, kamu pun harus memberikan zakat sebanyak 2,5 persen, yang berarti senilai Rp 1.050.000. Selain berbagi dengan mereka yang membutuhkan, ini merupakan salah satu cara untuk menjadikan investasi dan harta kamu lebih berkah. Investasi syariah memang tidak hanya sekadar investasi, tetapi juga mengutamakan kehalalan, akad syariah, dan berbagi dalam bentuk zakat.