Dalam pengelolaan rumah tangga, salah satu faktor penting adalah keterbukaan soal keuangan antara suami dan istri. Hal ini akan menentukan seberapa sehat kondisi keuangan dalam rumah tangga tersebut. Dalam banyak kasus, istri dianggap tidak perlu mengetahui besaran income dan seluruh pencatatan finansial (jika ada) dilakukan oleh suami.
Ketika istri tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan sendiri, mereka harus bisa mengatur keuangan rumah tangga dengan baik karena kesejahteraan rumah berawal dari sini. Seringkali, perempuan diposisikan sebagai sosok ‘pintar’ yang mampu melakukan beragam tugas, mulai dari mengatur keluarga hingga mengatur keuangan. Padahal, tidak semua perempuan memiliki tingkat literasi yang cukup untuk bisa mengelola keuangan rumah tangga.
Di tengah pandemi, masalah finansial rumah tangga bisa berkembang menjadi pemotongan gaji hingga lay-off. Tanpa pengetahuan soal mengelola keuangan, kondisi ini bisa menjadi api di dalam sekam. Sobat Principal, semua ini bisa dicegah dengan perempuan yang mulai mempelajari tentang keuangan.
Berdasarkan survei nasional literasi keuangan yang dilakukan OJK, (2019) wanita di Indonesia memiliki pengetahuan, keyakinan, keterampilan, sikap dan perilaku keuangan sebesar 36,13% lebih rendah dibandingkan laki-laki sebesar 39,94%. Hal ini dikarenakan nilai tradisional yang masih membentuk persepsi bahwa perempuan dalam rumah tangga sebaiknya berjarak dengan pendapatan suami dan menyerahkan pengelolaan keuangan pada pasangan.
Padahal, perempuan yang memiliki keterampilan mengelola keuangan dapat berperan dengan lebih aktif dan baik dalam rumah tangga. Sudah saatnya perkara finansial tidak lagi dianggap tabu untuk diketahui dan dikelola perempuan. Ada banyak cara untuk mencapai kesadaran literasi finansial. Sobat Principal bahkan bisa memulainya dari smartphone tanpa harus mengikuti kelas-kelas khusus.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pengelolaan keuangan jika perempuan dalam posisi tanpa pendapatan.
Komunikasi Keuangan
Mulai terbuka dengan pasangan terkait pendapatan dan beban hutang bawaan sebelum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui besaran kemampuan finansial rumah tangga. Tanpa pengetahuan tentang sumber pendapatan dan beban hutang, kondisi keuangan kerap berakhir tanpa dana tabungan di akhir bulan.
Jika posisi Sobat Principal adalah ibu rumah tangga tanpa penghasilan sendiri, mengambil alih pengelolaan keuangan tidak hanya membantu perputaran keuangan dalam rumah tangga. Peran ini juga dapat memberikan power bagi Sobat Principal karena berperan penting dalam rumah tangga.
Sobat Principal, kamu bisa memulai mempelajari tentang finansial dan pengelolaan keuangan secara sederhana sendiri. Bukan hanya dalam rangka mengelola keuangan rumah tangga yang lebih sehat, bekal pengetahuan ini akan berguna in a long run untuk diri sendiri lho.
Akuntansi Rumah Tangga
Setelah memahami tren keuangan rumah tangga, langkah selanjutnya adalah pencatatan. Neraca akuntansi sederhana berisi pos pengeluaran dan pendapatan bisa diterapkan sebagai controller bulanan. Namun fungsi perempuan di dalam rumah tangga tidak berhenti di situ. Belajar untuk menganalisa flow keuangan ternyata dapat membantu untuk memaksimalkan anggaran pengeluaran dan menekan biaya-biaya tidak terduga.
Mengelola dana darurat, investasi dan tabungan bisa menjadi wadah latihan untuk perempuan semakin memahami pentingnya literasi keuangan. Jika diperlukan, lakukan diskusi dalam kelas-kelas keuangan dan memahami pentingnya melakukan investasi untuk dana pensiun ataupun pendidikan anak.
Mulai dari hal sederhana seperti pos anggaran belanja bulanan, pengeluaran rumah dan cicilan hutang. Setelah terbentuk tren, analisa dapat dilakukan untuk diterapkan pada bulan-bulan selanjutnya. Sobat Principal bahkan bisa mengunduh aplikasi pengelolaan keuangan secara gratis dan melakukan kontrol melalui layar smartphone. Sesederhana itu!
Second Income
Istri yang bekerja dan turut menopang keuangan rumah tangga sudah bukan perkara tabu. Konsep perempuan dalam rumah tangga tanpa pendapatan sudah lama ditinggalkan. Selain untuk menjaga kesehatan keuangan rumah tangga, perempuan dengan pendapatan sendiri akan lebih berdaya dan memiliki kekuatan dalam mengatur keuangan.
Perempuan yang memiliki pendapatan secara natural akan lebih sadar dengan kondisi keuangan. Jika telah terlatih sejak sebelum menikah, aplikasi pengelolaan finansial rumah tangga dapat dilakukan dengan lebih mudah. Namun jika belum terpapar, tidak ada kata terlambat dalam mempelajari apapun, termasuk literasi finansial!
Pentingnya Dana Darurat
Saat pandemi, salah satu aspek yang menjadi “taruhan” adalah stabilitas pendapatan. Kondisi ekonomi secara global memasuki mode survival. Hal ini tidak hanya berdampak dengan probabilitas pengurangan pendapatan yang kian besar, kondisi keuangan yang tidak stabil juga dapat mengakibatkan financial stress akibat dari keresahan individu atas ketidakpastian jaminan pendapatan mereka.
Dalam skala terkecil berupa finansial pribadi atau rumah tangga, dana darurat berperan penting dalam upaya mengembalikan kestabilan kondisi keuangan. Perempuan yang berperan sebagai manajer keuangan dalam rumah tangga akan mengerti pentingnya menyiapkan anggaran biaya darurat dan tidak terduga.
Salah satu cara untuk mengumpulkan dana darurat adalah dengan berinvestasi Reksa Dana. Dengan imbal yang menarik dan lebih besar jika dibandingkan dengan menabung di bank konvensional, dana darurat akan lebih cepat terkumpul dan bisa jadi safenet untuk menghadapi masa depan.
Kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan tidak hanya memberikan ruang bernafas saat kondisi finansial tidak stabil di tengah pandemi, namun juga bisa menjadi support untuk ketenangan pikiran dalam kondisi saat ini.