Pasar Modal Syariah Terus Berkembang dan Inilah Evaluasi dari OJK

Pada 10 Agustus lalu diperingati sebagai Hari Jadi Pasar Modal Indonesia ke-44. Otoritas Jasa Keuangan meyakini meski masih berada dalam era adaptasi kebiasaan baru, pertumbuhan ekonomi Indonesia pasti bisa terus meningkat dan stabilitas pasar modal pun akan menguat. Peringatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap industri pasar modal dan menjadi momentum untuk mengenang sejarah pasar modal Indonesia di tengah kondisi ekonomi serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada dalam tekanan berat karena terdampak pandemi. 


Dilansir dari kontan.co.id, untuk pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi. Namun, perlu diketahui pula bahwa kita tidak sendiri. Hampir semua negara juga mengalami pertumbuhan ekonomi negatif pada masa pandemi ini. Namun, semua badai pasti akan berlalu. Kepanikan investor pada pasar modal perlahan tapi pasti mulai mereda. Beragam strategi pemulihan yang sedang dan telah dijalankan pemerintah pun mampu mengembalikan kepercayaan para investor. 


Optimisme pun memuncak sejak kabar positif uji klinis dalam menemukan vaksin covid-19 merebak. Kabar baik lainnya muncul saat kepemilikan investor domestik di bursa saham berhasil melewati investor asing. Pada Juli 2020 lalu, investor domestik bahkan sempat menguasai 71,8 persen perdagangan. Dan, untuk pertama kalinya, nilai transaksi saham investor ritel melebihi transaksi investor institusi pada Juni 2020 lalu. 


Perkembangan menggembirakan tentunya juga hadir dari pasar modal syariah. Dari 459 efek syariah berupa saham yang tercatat dalam Daftar Efek Syariah (DES) per 7 Agustus 2020, ada 443 saham Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menjadi konstituen dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Sementara untuk sukuk korporasi, terdapat 253 sukuk yang memiliki total nilai Rp 51,89 triliun. Nilai tersebut mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dengan 232 sukuk bernilai Rp 48,24 triliun. 


Tidak berhenti sampai di sana, reksa dana syariah juga mengalami peningkatan dari 265 menjadi total 282. Berbagai lembaga dan profesi penunjang pasar modal syariah juga terus bertumbuh. Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM) yang tadinya hanya berjumlah 92 pihak pun meningkat menjadi 113 pihak dalam catatan minggu kedua Agustus 2020. 


Meski perkembangan pasar modal syariah terbilang sudah cukup memuaskan, namun OJK akan terus berusaha untuk melakukan pengembangan pasar modal syariah dengan menerapkan berbagai strategi. Di antaranya, penyusunan modul Pasar Modal Syariah sebagai materi pembelajaran di perguruan tinggi dan penyusunan roadmap Pasar Modal Syarian 2020-2024. 

OJK lalu menegaskan bahwa di balik meningkatnya kepercayaan investor, pasar modal Indonesia masih mengalami tantangan klasik, yakni terlalu sedikitnya persentase penduduk yang memiliki Single Investor Identification (SID) dibandingkan dengan adanya lebih dari 100 juta nomor rekening. Selain itu, kapitalisasi pasar dari emiten baru juga tergolong sangat rendah. Meski memang ada tambahan 29 emiten baru yang menunjukkan semakin banyak perusahaan berskala kecil serta menengah yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan. Namun, nilai emisinya masih lebih kecil dibanding tahun sebelumnya.

Keadaan ini pun diharapkan dapat membaik pada tahun-tahun berikutnya, jadi jangan ragu lagi untuk mulai berinvestasi, terutama di produk-produk investasi pasar modal syariah, coba temukan produk yang tepat untukmu di sini!