Buat Tujuan Keuangan Kamu dengan Cara Ini!

Memiliki tujuan keuangan yang jelas merupakan kunci untuk menciptakan kondisi finansial yang sehat. Tujuan keuangan juga memiliki peranan sangat penting dalam membuat perencanaan finansial yang terarah. Dilansir dari nova.grid.id, Sobat Principal dapat membuat tujuan keuangan yang baik dan jelas dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-related).

Metode tersebut tercantum dalam buku berjudul Investapedia yang ditulis oleh Aqida Shohiha dan diterbitkan oleh Laksana pada 2020 lalu. Dengan menggunakan metode SMART, beragam tujuan keuangan seperti membeli rumah, menyiapkan dana pernikahan, mengumpulkan dana haji, dan lainnya, dapat lebih mudah dicapai, karena sudah lebih terarah serta terukur. Apa saja isi dari metode SMART tersebut? Berikut penjelasannya ya!
 
Specific
Hal pertama yang perlu diingat dalam menentukan tujuan keuangan adalah harus spesifik dan jelas. Contohnya, kamu ingin melanjutkan kuliah S2 di perguruan tinggi negeri di Jakarta pada tahun ini. Dengan begitu, kamu dapat menghitung perkiraan anggaran yang dibutuhkan secara lebih spesifik. Kondisi tersebut tentunya akan menjadi berbeda apabila tujuan kamu hanya sekadar ingin melanjutkan kuliah S2, namun tidak memberikan perencanaan secara spesifik.

Atau, jika kamu ingin menunaikan ibadah haji. Perlu dipikirkan juga, kapan akan berangkat, apakah mau jadi Haji Muda atau menunggu setelah pensiun? Hal-hal ini tentunya berpengaruh pada langkah-langkah yang harus diambil. 
 
Measurable
Syarat lainnya dalam membuat tujuan keuangan adalah harus dapat dihitung dan terukur. Ini artinya, kamu harus memiliki nominal uang yang dibutuhkan agar bisa mencapai tujuan keuangan tersebut. Misalnya, saat ingin memiliki rumah, kamu harus sudah tahu harga rumah tersebut serta biaya lain yang mungkin timbul dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.

Untuk bisa mengetahui angka pastinya (atau sekadar ancer-ancer) tentunya Sobat Principal harus rajin mencari tahu semua hal yang berhubungan dengan impian dan tujuan keuangan tersebut. Misalnya, jika ingin membeli rumah. Kamu harus tahu, kira-kira berapa kenaikan harga yang mungkin terjadi. Atau jika ingin berangkat haji, tentunya harus rajin mengecek biaya terkini keberangkatan haji, karena biasanya harganya akan naik mengikuti inflasi. 

Achieveable
Jangan lupa untuk menanamkan pada diri Sobat Principal bahwa membuat tujuan keuangan harus masuk akal, agar dapat dicapai dengan jangkauan finansial yang kamu miliki. Ini berarti, kamu harus menghitung dan memperkirakan berapa banyak uang yang harus diinvestasikan, serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Contohnya, ketika ingin melakukan suatu investasi, kamu tidak boleh mengeluarkan uang melebihi batas kemampuan finansial yang dimiliki. Apabila hal itu terjadi berarti tujuan kamu belum achieveable.

Salah satu alasan mengapa tujuan keuangan jadi hanya sekadar wacana adalah karena memang tujuannya terlalu grande dan membuat kita kesusahan untuk bisa memenuhi langkah-langkah yang dibutuhkan. Bermimpi besar itu tidak dilarang, tapi sebaiknya memang harus disesuaikan dengan kemampuan. Jika kamu memang siap hidup hemat demi mencapai tujuan keuanganmu, ya boleh banget. Selama itu tidak mengganggu cash flow dan kebutuhan kamu. 
 
Relevant
Perlu diingat pula bahwa tujuan keuangan harus relevan dari segi waktu dan tingkat kepentingannya. Kamu wajib untuk terlebih dahulu memenuhi tujuan keuangan yang bersifat kebutuhan sebelum menetapkan apa saja yang menjadi keinginan. Contohnya, memiliki rencana membeli rumah itu penting dan masuk akal, karena berhubungan dengan kebutuhan akan tempat tinggal. Namun, memiliki rencana untuk pergi liburan ke luar negeri itu penting namun belum tentu masuk akal, apabila masih ada kebutuhan lain yang lebih krusial dan harus dipenuhi.
 
Time-Related
Dalam membuat tujuan keuangan kamu tentunya harus memiliki target waktu yang jelas. Target waktu ini dapat membantu kamu dalam meningkatkan komitmen untuk mencapai tujuan keuangan yang dimiliki. Karenanya, kamu harus memastikan bahwa tujuan keuangan yang dibuat memiliki batas waktu yang jelas dan nyata.
 
Contohnya, kamu ingin naik haji dan uang yang dibutuhkan sebagai setoral awal untuk mendaftar adalah 30 juta. Namun, uang yang kamu miliki ternyata baru 5 juta saja. Dengan penghasilan sekitar 6 juta per bulan dan menyisihkan 1 juta per bulan, berarti kamu baru bisa mendaftar haji sekitar 2 tahun lagi. Kamu pun harus berkomitmen untuk menabung secara konsisten sebesar 1 juta per bulan demi menyiapkan dana untuk naik haji.
 
Membuat tujuan keuangan menjadi lebih mudah jika kamu tahu metodenya, bukan? Untuk informasi lain seputar finansial, kamu bisa klik di sini!