Diterbitkan pada 24 Feb 2021

Salah satu kendala yang kerap dialami oleh para pasangan muda adalah perencanaan finansial. Lalu, apa saja kesalahan perencanaan keuangan yang perlu dihindari para pasangan muda? Simak dalam artikel berikut!


Setiap pernikahan tentu punya persoalan. Salah satu persoalan terbesar yang kerap dialami banyak pasangan, terutama mereka yang baru membina rumah tangga, adalah masalah finansial. Menikah bukan hanya perkara menyatukan dua hati, tapi juga menyelaraskan dua tipe perencanaan keuangan. Saat kamu sudah memutuskan membina pernikahan, merancang sebuah konsep pengelolaan keuangan bersama pasangan adalah suatu yang wajib dilakukan. Bagi kamu para pasangan muda, ini jelas hal baru bagi kamu.


Mungkin kamu selama ini sudah punya prinsip sendiri dalam pola perencaaan keuanganmu. Atau mungkin kamu tipe yang tidak banyak ambil pusing dan tidak membuat perencanaan rinci dalam hal keuangan. Yang mana pun, hal yang penting kamu ingat ialah tipe seperti apa pasanganmu dalam hal keuangan.


Hindari Konflik dengan Pasangan karena Masalah Finansial


Banyak pasangan akhirnya mengalami konflik karena perbedaan dalam hal ini. Ketidakmampuan untuk menemukan kata sepakat dalam urusan alokasi belanja misalnya, bisa jadi bikin kalian berantem hebat lho! Agar itu tidak terjadi, yuk simak apa saja hal-hal yang pantang kamu dan pasanganmu lakukan dalam mengatur keuangan kalian. 


Tidak membicarakan history soal keuangan masing-masing

Salah satu hal terpenting bagi pasangan muda yang baru membina rumah tangga adalah saling terbuka membicarakan history dalam hal keuangan masing-masing. Situs The Balance meyebut salah satu kesalahan yang paling sering terjadi pada pasangan muda adalah tidak membicarakan pengalaman masing-masing dalam hal finansial. Kalian perlu membicarakan tentang tujuan finansial bersama, utang yang masih ditanggung, tabungan dan investasi, serta pendapatan masing-masing.


Pada bagian ini, jujur deh pada pasanganmu tentang apa-apa saja terkait keuangan. Termasuk soal kebiasaan-kebiasaanmu dalam hal belanja. Kalau kamu tidak terbuka apalagi sampai berbohong, takutnya akan menjadi bumerang untuk perencanaan finansial ke depan.


Tidak menyusun prioritas dan tujuan keuangan bersama


Menyusun anggaran adalah langkah teknis selanjutnya yang wajib dijalankan. Di sini, proses menyusun pos-pos pengeluaran wajib kalian lakukan bersama. Jika kalian tidak punya dasar dalam menyusun pos-pos itu, maka runyamlah perencanaan kalian. Bisa-bisa, kalian tidak akan disiplin pada pos anggaran tersebut nantinya. Hal pertama yang menjadi kata kunci adalah tentukan prioritas.


Bagaimana kalian bisa menyepakati mana yang lebih prioritas dari yang lain? Bagian ini hanya bisa sukses jika kalian menetapkan tujuan keuangan bersama. Kejujuran tentang track record keuangan masing-masing seperti dibahas pada poin sebelumnya, sudah menjadi modal awal untuk bisa mencapai kesepakatan tujuan keuangan bersama.


Perencana keuangan, Michael Kothakota, menekankan pentingnya menyusun tujuan keuangan bersama bagi pasangan. Pria yang juga CEO WolfBridge Wealth itu menyarankan para pasangan muda membeberkan aspirasi masing-masing, bahkan kekhawatiran-kekhawatiran utama mereka dalam hal finansial. Jika perlu, menurutnya,  duduklah bersama perencana keuangan tepercaya untuk memandu bagaimana membuat rencana finansial ideal bagi masa depan kalian.


Rencana keuangan jangka panjang ini harus mencakup tujuan pensiun, kepemilikan rumah, mobil, dan anak. Dengan membicarakan tujuan masa depan, kalian dapat menghitung berapa budget untuk pos pengeluaran bulanan. Setelah itu, kalian bisa memilah mana yang masuk pos wajib dan rutin, baik bulanan dan tahunan, mana yang bisa masuk prioritas tingkat dua, dan seterusnya. Buat serinci mungkin agar kalian mudah menaatinya.

Tidak menyediakan pos dana darurat

Salah satu kesalahan besar dalam penyusunan pos anggaran di atas adalah saat kalian tidak menyediakan pos dana darurat. Jika begitu, kalian akan mengambil dari pos-pos utama jika ada kebutuhan mendadak dan tidak terprediksi sebelumnya. Lalu, bagaimana cara yang benar dalam menghitung dana darurat yang ideal?


Menurut Founder dan CEO Finansialku Melvin Mumpuni, besar dana darurat yang harus dipersiapkan berkisar 9 sampai 12 bulan nilai pengeluaran. Jadi, kalian perlu menghitung terlebih dahulu rata-rata biaya hidup atau pengeluaran kalian. Bagi pasangan yang belum memiliki anak, jumlah dana darurat ideal adalah setara nilai pengeluaran 9 bulan. Jika sudah memiliki satu hingga dua anak, jumlah dana darurat itu perlu ditingkatkan hingga setara pengeluaran 12 bulan. 


Terlalu banyak cicilan


Punya utang cicilan memang tidak ada salahnya. Tapi, itu akan menjadi masalah jika kamu dan pasanganmu tidak membuat kalkulasi yang matang. Misalnya total cicilan kredit mobil dan rumah kalian tidak boleh melebihi 30 persen dari pendapatan kotor mereka, jika tidak mau mendapatkan masalah finansial. Setelah menikah, kamu juga tidak sebebas dulu lagi dalam membuat utang-utang berbiaya bunga tinggi, semisal kartu kredit.


Penggunaan kartu kredit memang perlu perhatian khusus. Coba ukur, lebih besar mana biaya bunga cicilan kartu kredit kamu dengan persentase keuntungan yang kamu dapatkan dari investasimu. Kalau jauh lebih besar biaya kartu kredit, wah keuangan kalian dalam kondisi bahaya. Bagi pasangan yang baru akan menikah, jangan sampai kalian menggunakan kartu kredit untuk menggelar pesta pernikahan atau berbulan madu, ya. Hal ini sangat tidak disarankan oleh sejumlah perencana keuangan. Jangan memulai pernikahanmu dengan tumpukan utang yang harus kamu cicil dengan berat di kemudian hari ya.


Tidak memiliki asuransi


Tidak menyiapkan asuransi sejak muda disebut sebagai salah satu kesalahan terbesar, terutama jika kamu sudah berkeluarga. Situs Financial Express misalnya, menyebut proteksi dalam bentuk asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa sebagai dua poin penting dalam perencanaan pasangan muda. Baik kamu maupun pasanganmu perlu memiliki asuransi kesehatan, meski tempat bekerja sudah memiliki fasilitas itu.


Hal ini penting untuk memastikan kalian memiliki proteksi meski memutuskan resign atau sedang menganggur menunggu pekerjaan berikutnya. Jangan lupa, semakin tua kalian membeli polis, akan semakin mahal biaya premi yang bisa dipilih. Jadi sebaiknya, ini menjadi hal yang dipersiapkan sejak awal menikah.


Asuransi jiwa tentu tak kalah pentingnya, apalagi jika kalian sudah memiliki buah hati. Jika hanya salah satu dari kalian yang bekerja, polis hanya dibeli oleh pencari nahkah. Tapi jika sama-sama bekerja, kalian masing-masing bisa membeli polis dengan nama satu sama lain sebagai penerima polis. Bicarakan dengan baik tentang polis yang manfaatnya akan diterima anak maupun orang tua yang kalian tanggung. Lagi-lagi tanpa diskusi dengan pasangan, akan banyak masalah di kemudian hari!


Tidak berinvestasi sejak dini


Hal lain yang disebut sebagai kesalahan dalam menyusun tujuan keuangan bersama adalah tidak memikirkan investasi dalam perencanaan menuju tujuan itu. The Financial Express menyebut menabung dan berinvestasi adalah kunci untuk tujuan finansial. Untuk jangka pendek, tujuan itu misalnya untuk membeli mobil. Mendapatkan dana untuk uang muka pembelian rumah, adalah salah satu contoh tujuan jangka menengah, sedangkan jangka panjang bisa berupa dana pendidikan anak.


Untuk mencapai semua tujuan itu, kamu tidak hanya perlu menabung tapi juga mengembangkan keuangan lewat investasi. Ada banyak jenis investasi yang bisa kamu pilih. Memulai investasi bisa dilakukan dengan riset agar bisa memutuskan mana yang lebih sesuai untuk dipilih. Kenali pertimbangan-pertimbangan yang lengkap terkait jenis produk investasi. Jangan hanya fokus pada keuntungan yang bisa diraih tapi juga tingkat risikonya.


Kamu perlu duduk bersama untuk membahas, berapa dana yang bisa kamu investasikan dan seberapa besar tingkat risiko yang bisa diambil. Laman The Balance juga mengingatkan kamu perlu memastikan bahwa portofolio investasimu menyertakan campuran aset yang tepat untuk memenuhi tujuan. Situs ini menyebut jenis investasi yang bisa dipertimbangkan pasangan adalah saham, reksa dana, dan obligasi.


Jika kamu pasangan muda yang ingin mendapatkan manfaat investasi sesuai dengan syariat agama Islam, kamu bisa mencoba investasi syariah. Di reksa dana syariah misalnya, kamu akan berinvestasi dengan menghindari riba, gharar, dan maisyir. Dengan begitu, kamu akan berinvestasi di produk yang aman dan sustainability-nya terjamin. Untuk tahu lebih banyak tentang jenis investasi yang paling pas buat kamu, pelajari secara menyeluruh ya!
 

Dapatkan panduan lengkap tentang serba-serbi ibadah haji langsung ke email kamu.

Dapatkan informasi haji terkini langsung ke email kamu.