Diterbitkan pada 28 Okt 2020

Fenomena hijrah di kalangan anak muda di Indonesia tengah menjadi tren. Hijrah dalam konteks ini diartikan sebagai mengubah sikap, perilaku, dan gaya hidup ke arah yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai agama Islam (Times Indonesia, Juli 2020). Hijrah di kalangan generasi muda dilakukan dalam berbagai hal. Antara lain, banyak perempuan muda muslim mengenakan jilbab, mengadakan berbagai pertemuan untuk berbagi pengetahuan soal agama (majlis taklim), menjalankan ibadah umrah, dan menunaikan ibadah haji ketika usia masih belia.

Salah satunya Lina Zahra, seorang mahasiswa yang berhaji pada usia muda, 24 tahun. Lina berangkat haji bersama dua saudaranya pada 2018. Ia berpendapat ada banyak manfaat yang didapatkan dengan menunaikan ibadah haji pada usia muda. "Bisa melaksanakan umrah berkali-kali. Jadi, selama 40 hari di sana, jika jemaah haji lain bisa dua atau tiga kali umrah dan ibadah sunnah, saya bisa lebih dari 5 kali. Kita bisa memaksimalkan ibadah kita," kata Lina, seperti dikutip dari akun Youtube BPKH RI, November 2019.

Menurut dia, berhaji pada usia muda menjadi kesempatan yang luar biasa. "Ketika punya kesempatan berhaji di usia muda, artinya teman-teman mendapat kesempatan yang luar biasa untuk bermanfaat untuk orang lain yaitu untuk orang-untuk lanjut usia yang membutuhkan pertolongan teman-teman," ujar Lina.

 

Kisah lain juga datang dari Andi Rahman, yang berhaji tahun 2016 ketika usianya masih menginjak 18 tahun (Okezone, September 2016). Berbekal pengalaman umrah pada tahun 2014, Andi mengaku tak kesulitan menjalankan ibadah haji. Bagi dia, haji merupakan jalan mengubah diri. Masa muda, kata Andi, adalah dunia bermain dan mencari tantangan. Ia juga menyadari, kesalahan apa pun bisa saja terjadi padanya karena salah langkah di usia muda.

"Teman-teman saya bilang, mudah-mudahan kamu berubah dari sana. Dan saya memang mempunyai niat untuk berubah," kata Andi.

Ada perasaan bahagia yang dialami Andi ketika pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Suci. "Pertama kali tiba, rasanya senang dan bahagia karena masih muda sudah mendapat kesempatan ke sini," ujar Andi.

Sementara itu, seorang presenter stasiun televisi swasta, Woro Windrati, berbagi cerita ketika ia memutuskan berhaji pada usia muda, tepatnya awal 30 tahun (IDN Times, Maret 2020).

Awalnya, Woro mengaku ragu karena mempertimbangkan berbagai hal hingga akhirnya memutuskan berhaji. Ketika sudah memiliki niat berhaji, ia menyarankan untuk segera mendaftarkan diri. "Naik haji itu akan selalu molor ketika terlalu banyak pertimbangan. Jadi, langkah yang dilakukan, ya, mendaftar," kata Woro.

 

Haji Muda Merupakan Bentuk Hijrah
 

Anggota Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) A Iskandar Zulkarnain, mengatakan, haji muda merupakan bentuk dari hijrah. Ia menilai, tingkat kesalehan anak-anak muda yang sudah berhaji akan semakin bertambah.

"Karena kan terkadang anak-anak muda ini, kan, kayaknya kok enggak pantas gitu, ya, berhaji. Tapi, bagaimana pun juga, kita ingin menuju Indonesia emas 2045. Sehingga, dengan adanya haji lebih muda kita akan menghasilkan generasi muda dan nanti memiliki kesalehan sosial," kata Pak Iskandar, dikutip dari IDN Times, Maret 2020.

Menurut Pak Iskandar, dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji kita membutuhkan fisik yang kuat. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat yang bisa mendorong anak muda untuk segera melaksanakan ibadah haji jika mempunyai kesempatan.

Dengan fisik yang masih prima, haji muda dinilai bisa beribadah dengan maksimal dan memberikan pertolongan bagi sesama jemaah berusia lanjut yang membutuhkan di Tanah Suci. Dalam Indonesia Millennial Summit (IMS) 2020, Januari 2020, Pak Iskandar mengingatkan, fenomena hijrah bisa dijadikan pijakan bagi anak muda untuk merencanakan haji sejak usia muda.

Jadi, sudah siap haji muda, Sobat Principal?

Dapatkan panduan lengkap tentang serba-serbi ibadah haji langsung ke email kamu!

Dapatkan informasi haji terkini langsung ke email kamu.